Sejarah Desa Sliyeg



Sejarah Desa Sliyeg – Desa Sliyeg Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu merupakan desa yang diawali dengan berkembangnya perang kedongdong antara tahun 1681-1710 menimbulkan heroik perlawanan dari berbagai kalangan dan wilayah, baik dari wilayah Banten Kesultanan Maulana Yusuf maupun daerah Sarosohan yang dipimpin Ki Bagus Rangin dan Ki Bagus Serit.

Bersamaan dengan datangnya laskar dari Banten tersebut bergabung, juga laskar dari Cirebon yang dipimpin Pangeran Senopati Surya Negara dan diikuti Laskar Pakuwon Luragung yang dipimpin Pangeran Wira Nanggapati. Dari Laskar Pakuwon itu bergabung pula empat pendekar bersaudara yang berasal dari daerah telaga, yaitu Ki Secah Lampah, Ki Secah Bama, Ki Secah Nata, Ki Secah Raga.

Setelah usai berkecamuknya perang kedongdong, keempat pendekar bersaudara tersebut diijinkan untuk melanjutkan perjalanannya hingga singgah di tepian sebuah telaga, namanya telaga Jamun yang berada di Dukuh Mangir. Di tepian telaga itu Ki Secah Lampah bertemu dengan Ki Seniba (Sinembah kepada Allah) yang disertai kedua saudaranya yaitu Nyi Canggarita dan Nyi Gandrung Dewi yang berasal dari daerah Demak.

Dari pertemuan dan perkenalan itu, Ki Senibah memperkenalkan Ki Secah Lampah dan Nyi Canggarita untuk bersatu membangun mahligai rumah tangga. Walaupun lain daerah dan lain bahasa, namun jodoh sudah menentukan. Akhirnya menikahlah kedua insan itu. Hari-hari dilalui, kehidupan mereka dipenuhi kebahagiaan dan kedamaian bersama untuk meniti hari esok disongsongnya dengan suka cita.

Suatu hari terbesit kabar bahwa ada sayembara di daerah selatan, jiwa kependekaran Ki Secah Lampah oleh kabar itu dan keniatan untuk mengikuti sayembara bergejolak hingga keniatan dan diutarakan pada kakak iparnya (Ki Senibah) dan pada istrinya (Nyi Canggarita), padahal istrinya sedang berbadan dua. Ki Senibah mengkhawatirkan keselematan adiknya yang sedang mengandung dan Ki Senibah memberikan nasehat kepada Ki Secah Lampah dengan berbagai dalih, namun Ki Secah Lampah tak bisa mengurungkan niatnya untuk mengikuti sayembara tersebut. 

Ki Senibah tidak bisa berbuat banyak dan dikabulkannya keniatan itu dengan syarat Ki Secah Lampah melakukan babad alas dulu untuk membuka lahan dan permukiman guna membekali sang jabang bayi bila sudah lahir kelak di kemudian hari. Maka disanggupinya dan dengan kesaktiannya keluarlah api berkobar-kobar, meliuk ke barat laut, ke barat selatan, barat daya, hingga berakhir di tepi sungai di sebelah barat dan sampai sekarang disebut Kalimati dimana cakupan wilayah Sliyeg sesuai padamnya api yang dikobarkan oleh Ki Secah Lampah. Dari timur sekarang desa Sudikampiran, Gadingan, Tugu, Sliyeg, Majasari, Longok, Tambi, Sleman dan berakhir di desa Kalimati dan di tempat berdirinya (ngayeg-ngayeg), Ki Secah Lampah meancapkan tongkatnya sambil berucap dan berwasiat: “Wahai isteriku, inilah peninggalan untuk anakmu bila kelak lahir. Wahai isteriku, bila anakku laki-laki, namailah dengan Brama Jaya, bila perempuan itu terserah.

Setelah itu dengan berat hati Ki Secah Lampah pada istri dan kakak iparnya untuk meneruskan misinya mengikuti sayembara, hingga ada kabar pada akhirnya ia gugur di medan sayembara dan jasadnya dimakamkan di desa Gadel dan sampai sekarang situsnya masih ada. Nyi Canggarita dalam masa penantian menunggu kapan suaminya datang, akan tetapi masa penantianya terobati setelah lahirnya seorang anak laki-laki dan diberi nama  Brama Jaya sesuai dengan wasiat Ki Secah Lampah.

Pada tahun 1850 desa Sliyeg pertama kalinya dipimpin oleh seorang kuwu yang bernama Kesem. Seiring kemajuan zaman, desa Sliyeg mengalami pemekaran menjadi dua desa, yaitu desa Sliyeg dan Sliyeg Lor. 

Adapun susunan para kuwu yang telah memimpin desa Sliyeg adalah sebagai berikut:

1.      Kesem                         dari  tahun 1850-1873
2.      Sajram                         dari  tahun 1873-1905
3.      Saca Atmaja                dari  tahun 1905-1937
4.      Aqil Mansur                dari  tahun 1937-1948
5.      Tusem                          dari  tahun 1948-1951
6.      Wanda                         dari  tahun 1951-1963
7.      Dimyati                       dari  tahun 1963-1970
8.      Alfudin                        dari  tahun 1970-1977
9.      H. Kurito                     dari  tahun 1977-1985
10.  Muchlas Aladin           dari  tahun 1985-1993
11.  Samsu Ridwan (PJS)   1993
12.  Najidi                          dari  tahun 1993-2002
13.  Ratisan (PJS)               2003
14.  Muchlas Aladin           dari tahun 2004-2014
15.  Warsito                        dari tahun 2015-sekarang

Sumber: Pemerintah Kecamatan Sliyeg

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Desa Sliyeg"

Posting Komentar