Teks Eksposisi: Pengertian, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya

 

Sumber: bladjar.com

Teks Eksposisi: Pengertian, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya

Pengertian Teks Eksposisi

Teks eksposisi adalah uraian atau paparan yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan dalam karangan.

 

Pola-Pola Pengembangan Teks Eksposisi

      1.      Pola umum khusus

Ide pokok bagian teksnya ditempatkan pada awal paragraf yang kemudian diikuti oleh ide-ide penjelas. Pola demikian dikenal sebagai paragraf deduktif. Ide-ide penjelasnya merupakan perincian dari ide umum yang dikemukakan sebelumnya.

      2.      Pola khusus umum

Hal-hal yang bersifat khusus diikuti oleh uraian yang bersifat umum. Bagian terakhir dalam bagian teks ini berfungsi sebagai simpulan atau rangkuman dari pendapat-pendapat yang dikemukakan sebelumnya.

      3.      Pola ilustrasi

Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi-ilustrasi tersebut berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Dalam hal ini pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam meyakinkan kebenaran suatu gagasan.

      4.      Pola perbandingan

Untuk meyakinkan suatu pendapat, kamu dapat melakukan suatu perbandingan. Benda-benda, keadaan, atau yang lain ditentukan perbedaan ataupun kesamaannya berdasarkan aspek tertentu. Dengan cara demikian, keyakinan pembaca atas gagasan yang kita sampaikan akan lebih kuat.

 

Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Umumnya

      1.      Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak di awal paragraf. Gagasan umum atau gagasan utamanya dinyatakan dalam kalimat pertama.

      2.      Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf atau pada kalimat penutup paragraf.

      3.      Paragraf Campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak pada kalimat pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Kalimat terakhir paragraf ini merupakan penegasan dari pernyataan yang dikemukakan dalam kalimat pertama.

 

Struktur Teks Eksposisi

      1.      Tesis

berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis secara umum tentang topik yang akan dibahasnya.

      2.      Rangkaian argument

berupa sejumlah pendapat atau argumen penulis sebagai penjelasan atas tesis yang dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumenargumen penulis.

      3.      Penegasan ulang

sebagai perumusan kembali secara ringkas. Bagian ini sering pula disebut penutup atau simpulan.

 

Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi

      1.      Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas.

Dengan topik kehutanan yang menjadi fokus pembahasannya, istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah penebangan liar, hutan lindung, hutan alam, hutan rawa gambut, dan sektor kehutanan.

      2.      Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (kausalitas)

Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang menyatakan hubungan kronologis (keterangan waktu) ataupun katakata yang menyatakan perbandingan/pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.

      3.      Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verba)

seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, dan menyimpulkan.

      4.      Menggunakan kata-kata perujukan

seperti berdasarkan data …., merujuk pada pendapat ….

      5.      Menggunakan kata-kata persuasif

seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus. Selain itu, teks eksposisi lebih sering menggunakan kata-kata denotatif, yakni kata yang bermakna sebenarnya. Kata itu belum mengalami perubahan ataupun penambahan makna.

 

Langkah-langkah Penyajian Teks Eksposisi

      1.      Menentukan isu ataupun masalah yang akan dibahas.

     2.      Membaca berbagai sumber yang berkaitan dengan isu yang dipilih; melakukan sejumlah pengamatan lapangan.

      3.      Mendafar topik-topik yang berkaitan dengan isu, berdasarkan hasil-hasil membaca dan langkah-langkah pengamatan.

      4.      Menyusun kerangka karangan, struktur teks eksposisi. Topik-topik itu disusun secara sistematis.

      5.      Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksposisi. Dalam tahap ini kamu harus menjadikan topik-topik itu menjadi argumen-argumen jelas dan logis. Di samping itu, kaidah-kaidah kebahasaan perlu diperhatikan.

 

Contoh Teks Eksposisi

Nasib Hutan Kita yang Semakin Suram

Tesis

Jika Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan Sumatra akan musnah dan diikuti oleh musnahnya hutan Kalimantan.

 

Rangkaian Argumen

Pengelolaan hutan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya, kecenderungannya justru semakin memburuk. Kebakaran hutan masih terus terjadi; penebangan liar semakin meningkat. Diperburuk lagi dengan rencana pembukaan lahan hutan lindung bagi pertambangan. Keadaan tersebut jelas menambah suram nasib hutan.

Keterpurukan sektor kehutanan bersumber dari sistem pengelolaan yang didominasi oleh pemeritah pusat dan mengesampingkan keberadaan masyarakat lokal. Adanya konfik-konfik seperti konfik antarmasyarakat lokal, masyarakat lokal dengan perusahaan, atau antara masyarakat lokal dengan Pemerintah, semakin memperburuk kondisi kehutanan di Indonesia.

Selain itu, lemahnya penegakan hukum menyebabkan semakin parahnya kerusakan hutan. Kerusakan hutan telah mencapai kurang lebih dua juta hektare per tahun. Hal ini berarti setiap menitnya Indonesia kehilangan hutan seluas tiga hektare atau sama dengan enam kali luas lapangan bola.

Namun, kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Beberapa hal justru mempercepat laju kerusakan hutan di Indonesia hampir dua kali lipat. Penyebabnya, antara lain, adanya tekanan masyarakat akibat krisis ekonomi. Kondisi demikian mengakibatkan merajalelanya penebangan liar.

Bersamaan dengan itu, eksploitasi sumber daya alam oleh Pemerintah juga semakin meningkat sebagai konsekuensi dari kebutuhan Pemerintah untuk membayar utang negara. Belum lagi adanya otonomi daerah, yang mendorong pemerintah lokal meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)-nya dengan menebang hutan secara berlebihan.

Sebelum itu, kondisi hutan Indonesia benar-benar sudah memprihatinkan. Dalam kurun waktu lima puluh tahun, hutan alam Indonesia mengalami penurunan luas sebesar 64 juta hektare. Pembukaan hutan alam di dataran rendah di Sulawesi telah memusnahkan keanekaragaman hayati. Berjuta-juta spesies fora dan fauna musnah dengan percuma.

Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan menambah masalah kerusakan hutan. Munculnya El Nino memperburuk kondisi hutan.

Selama bulan Januari–Oktober, 45 persen dari keseluruhan titik kebakaran terkonsentrasi di Provinsi Riau. Kemudian, pada bulan Oktober terjadi kenaikan jumlah titik kebakaran yang cukup signifkan di Provinsi Riau, Sumatra Barat, dan Jambi.

Di Pulau Sumatra berdasarkan titik kebakaran terjadi di hutan rawa gambut sebanyak 49%, alang-alang 13%, hutan dataran rendah 10%, permukiman/ pertanian masyarakat 10%, perkebunan 8%, dan sisanya rawa (nongambut). Kebakaran hutan memberikan kerugian tidak sedikit. Tahun 1997 diperkirakan kerugiannya sebesar $3–$4,4 miliar atau sekira Rp2–4 triliun.

 

Penegasan Kembali

Rupanya kedua masalah itu belum cukup. Pemerintah menambah rencana pembukaan kawasan hutan lindung untuk areal pertambangan. Kebijakan tersebut jelas semakin menyempurnakan derita hutan Indonesia.

(Sumber: Spektrum Online dengan beberapa perubahan).

 

Sumber:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teks Eksposisi: Pengertian, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya"

Posting Komentar