Sinopsis Novel Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer

 


Sinopsis Novel Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer - Selamat sore, selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis novel Larasati karya Pramoedya Ananta Toer yang diterbitkan oleh Lentera Dipantara pada tahun 2000.

Cerita ini bermula dari perjalanan Larasati (seorang bintang film termashyur pada saat itu) dari Yogya ke Jakarta untuk menemui sang ibu tercinta yang sudah tidak ditemuinya selama satu tahun. Suasana hati Larasati tidak pernah tenang. Ia selalu merasa curiga dan ketakutan, takut dimata-matai. Karena ia tahu, meskipun ia seorang pelacur, ia tetap seorang republikein –sebutan bagi orang-orang yang membela atau mendukung Pemerintah Indonesia-. Ia paham bahwa mata-mata NICA ada di mana-mana.

Transit sebentar di Cikampek, Ara -panggilan kecil Larasati- mendapat sebuah tugas tak terduga dari seorang Opsir yang baru dikenalnya untuk mencari ajudan Opsir tersebut di Jakarta. Opsir tersebut ingin mengetahui apakah salah seorang ajudannya yang sampai saat itu belum juga kembali ke Cikampek, telah menyeberang ke pihak NICA atau justru malah tertangkap.

Ara begitu terkenal di kalangan masyarakat, sehingga perjalanannya dari Cikampek menuju Jakarta terus dielu-elukan oleh banyak orang, terutama para pemuda. Salah seorang di antara para pemuda tersebut memberikan sebuah selendang merah untuk Ara. Mereka tetap mengharapkan kesetiaan dan pertunjukannya kembali.

Sampai di Jakarta Ara bertemu dengan kawan lamanya yang ia kenal sebagai penjilat, Mardjohan. Mardjohan saat itu telah mendapat kedudukan dari Belanda sebagai seorang produser film dan hendak mengajak Ara untuk bermain sebuah film propaganda Belanda, namun jelas Ara menolak. Ia seorang republikein, jika ia harus bermain film, maka film yang akan dimainkannya adalah tentang revolusi.

Ara menerima begitu banyak tekanan karena penolakannya tersebut. Tekanan terberat baginya adalah diperlihatkan betapa busuknya kondisi penjara Belanda saat itu. Tanpa disangka, di penjara ia bertemu dengan ajudan opsir kenalannya di Cikampek. Kondisinya sungguh mengenaskan. Badannya begitu kurus, nafasnya kembang kempis, dan nyata benar di kedua tangannya terdapat bekas tali gantungan, dan pada akhirnya di depan mata Ara, ajudan yang bernama Ketut Suratna itu muntah darah dan menghembuskan nafas terakhirnya. Ara lemas dan jatuh pingsan karena tak kuasa melihatnya. Setelah Ara sadar, ia diantar pulang ke rumah ibunya.

Dalam perjalanan pulang, Ara dikejutkan kembali dengan fakta bahwa Martabat –Supir yang mengantarnya ke rumah ibunya – adalah seorang republikein dari Sorong yang tengah menyamar di antara orang-orang NICA. Martabat meminta bantuan pada Ara untuk menghubungkannya dengan orang pedalaman -sebutan bagi orang-orang di wilayah kekuasaan Pemerintah Indonesia- dan Ara kemudian memberitahukan bahwa Martabat dapat bertemu dengan para pejuang yang berada di seberang kali Bekasi.

Sampai di rumah ibunya, Ara sempat syok karena mendapati bahwa ibunya tinggal di sebuah gubuk yang sangat renta dan mejadi seorang babu di rumah keluarga Arab. Namun, ada sedikit kelegaan di hati Ara karena setidaknya ibunya tidak membujang di tempat orang Belanda. Singkat cerita dimulai dari sini, permasalahan yang diterima Ara begitu pelik, seperti para pejuang di Jakarta yang menganggap bahwa Ara dan Martabat adalah mata-mata NICA hingga pada akhirnya guna membuktikan bahwa mereka juga sama-sama pejuang, sama-sama republikein, keduanya ikut berjuang bersama para pemuda untuk menyerang pasukan NICA; melihat dengan matanya sendiri seorang kakek dan seorang bocah ditangkap oleh NICA; kondisi kelaparan yang melanda hingga membuatnya kurus kering; sampai dijadikan teman hidup secara paksa oleh majikan ibunya sendiri.

Meski begitu banyak hal getir yang telah dilalui Ara, hal tersebut tidak membuat jiwa seorang republikeinnya melemah. Ketika raganya sudah tak berdaya, jiwanya tetap mengidamkan revolusi.  Betapa sedihnya Ara saat mendengar Yogya jatuh ke tangan Belanda, dan betapa senang hatinya saat Belanda akhirnya menyerah.

Itulah tadi sinopsis novel Larasati karya Pramoedya Ananta Toer. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya.

 


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Novel Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer"

Posting Komentar