Sinopsis Novel Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sutan Takdir Alisjahbana



Sinopsis Novel Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sutan Takdir Alisjahbana - Assalamu’alaikum…. Selamat malam, selamat berjumpa lagi dengan postingan dariku. Kali ini aku akan memposting tentang sebuah roman, yaitu sinopsis Anak Perawan di Sarang Penyamun. Langsung saja dilihat….

Anak Perawan di Sarang Penyamun merupakan karya sastrawan pujangga baru, yang diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka tahun 1932. Pengarang roman ini adalah Sutan Takdir Alisjahbana (STA).

Tema Cerita           : Seorang penjahat belum tentu mempunyai hati yang  jahat. Atau masalah  seorang penyamun yang kemudian berubah menjadi baik dan hidup mulia kembali di tengah-tengah masyarakat.
Setting Cerita             : Daerah Pagar Alam.
Tokoh-tokohnya        : 1. Haji Sahak dan istri, Nyi Haji Andun; seorang saudagar kaya.
2. Sayu; anak keluarga haji Sahak.
3. Medasing; kepala perampok.
4. Samad; seorang penyamun, kaki tangan Medasing, yang kemudian berkhianat.

Ringkasan Cerita:
Seorang saudagar kaya yang bernama Haji Sahak hendak pergi ke Palembang untuk menjual dagangannya, yaitu berpuluh-puluh ekor kerbau. Keberangkatannya berdagang ke Palembang itu, Haji Sahak ditemani istrinya, yang bernama Nyi Haji Andun, anak perawannya yang cantik bernama Sayu, serta puluhan anak buahnya.

Di perjalanan, rombongan Haji Sahak ini dirampok oleh segerombolan penyamun yang dipimpin oleh Medasing. Haji Sahak, istrinya, serta anak buahnya mati dibunuh oleh Medasing dan kawan-kawan. Sedangkan Sayu, anak perawan Haji Sahak dibawa lari oleh Medasing dan kawan-kawan.

Mata-mata Medasing, yaitu Samad yang tadinya disuruh memata-matai rombongan Haji Sahak itu, datang ke sarang penyamun itu, dia hendak meminta bagiannya. Ketika dia melihat Sayu yang cantik itu, rupanya Samad langsung jatuh hati pada sang perawan. Dia bermaksud hendak melarikan gadis perawan itu dari sarang penyamun pimpinan Medasing. Niatnya itu langsung dia utarakan kepada Sayu secara diam-diam. Kepada si gadis, Samad berjanji akan mengembalikan si gadis kepada orang tuanya. Awalnya, Sayu percaya sama Samad dan sudah mulai ada niat pula akan lari bersama Samad. Namun, sebelum rencana itu terlaksana, Sayu rupanya menangkap gelagat ketidak baikan maksud Samad terhadapnya, sehingga pelarian itu batal.

Setelah sukses merampok rombongan Haji Sahak itu, kegiatan-kegiatan perampokan yang dilakukan oleh kelompok Medasing sering mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan ini terutama banyak disebabkan oleh pengkhianatan Samad, yang selalu membocorkan rahasia rencana perampokan Medasing kepada masyarakat yang akan mereka rampok. Semakin hari anak buah medasing semakin sedikit, karena banyak yang meninggal sewaktu mereka melakukan operasi perampokan. Dalam perampokan terakhirnya, bersama Sanip, anak buah satu-satunya yang masih tertinggal itu Medasing gagal total. Sanip meninggal dunia, dan dia sendiri luka parah, tangannya patah. Sekarang di sarang penyamun itu, tinggal Medasing dan Sayu. Medasing sakit parah karena luka-lukanya itu, sedangkan makan juga sudah tak ada.

Sayu sangat khawatir akan keadaan itu. Walau selama ini Sayu belum pernah berbicara dengan Medasing, si kepala perampok itu, namun karena keadaannya sudah demikian parah, Sayu memberanikan diri mendekati Medasing. Walaupun mula-mula percakapan mereka sangat kaku, namun lama-lama akrab juga hubungan mereka berdua. Dengan penuh kelembutan dan keakraban sebagai seorang perempuan yang baik, Sayu akhirnya mampu membawa Medasing untuk hidup di jalan yang benar. Sebenarnya medasing ini bukanlah keturunan penyamun, tapi keturunan orang baik-baik. Dulunya, sewaktu dia masih kecil dan belum tahu apa-apa, keluarganya dirampok oleh segerombolan penyamun, dan orang tuanya tewas ditangan para penyamun itu. Dia sendiri kemudian dibawa oleh para penyamun itu ke sarangnya dan kemudian dia diangkat oleh pimpinan penyamun itu sebagai anaknya. Setelah ayah angkatnya itu meninggal, maka pucuk pimpinan penyamun itu diserahkan kepadanya. Dan jadilah dia sebagai kepala penyamun. Jadi, pekerjaannya sebagai penyamun itu bukanlah kehendaknya, tapi hanya karena keadaan. Karena sejak kecil pergaulannya hanya dengan para perampok, maka pekerjaan yang diketahuinya hanya merampok, selain itu tidak ada.

Melihat kenyataan sikap dan perilaku Medasing yang sangat baik selama mereka bergaul berdua di dalam hutan itu dan kemauan Medasing untuk kembali dalam kehidupan nyata di masyarakat, maka Sayu mulai menghargai Medasing, walaupun Medasing telah membunuh kedua orang tuanya. Akhirnya Medasing memang kembali ke masyarakat dan menjalani hidup di jalan yang benar bersama Sayu.

Sekian dulu postingan kali ini, semoga bermanfaat bagi teman-teman semuanya. Wassalamu’alaikum....

Sumber: Alisjahbana, Sutan Takdir. Anak Perawan di Sarang Penyamun. Jakarta. Balai Pustaka. 1940.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Novel Anak Perawan di Sarang Penyamun karya Sutan Takdir Alisjahbana"

Posting Komentar