Makalah Peradaban dan Dampaknya Terhadap Perubahan Sosial



MAKALAH
PERADABAN DAN DAMPAKNYA
TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Sosial Budaya Dasar
pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

yang diampu oleh : Mulyati Kartini, S. Sos.

disusun oleh :
Karniti
Muhammad Jammal Baligh
Uswatun Hasanah

Semester 4A


  
  
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2015





KATA PENGANTAR

   Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Makalah  ini membahas tentang Peradaban dan Dampaknya terhadap Perubahan Sosial. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas yang kami buat. Terutama ucapan terima kasih ditujukan kepada dosen mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar, Mulyati Kartini, S. Sos.
Adapun isi dari makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan kami, baik kemampuan mengolah konsepsi ataupun kemampuan apersepsi. Sehingga harap dimaklumi apabila isi makalah kami banyak kekurangan, itu sebabnya kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan menjadi tambahan bagi khazanah ilmiah kita semua.

Indramayu, 29 Maret 2015






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena di antara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan, dan dapat berevolusi atau berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

B.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian dari adab dan peradaban?
2.      Apakah pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab?
3.      Bagaimana mengetahui bentuk dan perubahan sosial?
4.      Bagaimanakah wujud peradaban?
5.      Apakah problematika peradaban bagi kehidupan manusia?

C.    Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.      Mengetahui pengertian adab dan peradaban.
2.      Mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
3.      Mengetahui bentuk dan perubahan sosial
4.      Mengetahui wujud dari peradaban.
5.      Mengetahui tentang problematika peradaban bagi kehidupan manusia.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Adab dan Peradaban
Menurut Damono sebagaimana dikutip oleh Oman Sukmana, kata “adab” berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti. Ada erat hubungannya dengan:
·         Moral yaitu nilai-nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan.
·         Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu yang baik atau salah.
·         Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.
·         Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, kesatuan, keselarasan, dan kebalikan.
Menurut Fairchild sebagaimana yang dikutip oleh Oman Sukmana, “peradaban” adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.
Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat “peradaban” adalah bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian. Dengan demikian “peradaban” adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju. Masyarakat tersebut dapat dikatakan telah mengalami proses perubahan sosial yang berarti, sehingga taraf kehidupannya makin kompleks.

B.     Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Manusia disamping sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial budaya, dimana saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai makhluk Tuhan manusia memiliki kewajiban mengabdi kepada Sang Kholik, sebagai makhluk individu manusia harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai makhluk sosial budaya manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lain dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu.
Manusia sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai  tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manusia yang bertanggungjawab adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian. Dan inilah sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia beradab.

C.    Teori dan Bentuk Perubahan Sosial
a.      Teori Sebab - Akibat (Causation Problem)
Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab-akibat perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :
1.      Analisis Dialektika
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat-syarat dan keadaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Hal ini dirumuskan oleh Hegell Marx sebagai dialektika artinya thesis antisynthesis.
2.      Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
Teori tunggal menerangkan sebab-sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori tunggal maupun deterministik menurut Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama, timbulnya pola analisis yang lebih cermat dan lebih didasarkan fakta.

b.      Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebudayaan teori-teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai kecenderungan yang bersifat kumulatif atau evolusioner.
1)      Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu semula dari bentuk sederhana kemudian yang kompleks sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah Agust Comte dan Hebert Spenser.
2)      Teori Multilinier
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan yang didapatkan gejala keteraturan yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau skema apriori, tetapi teori ini lebih memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan dari berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian-bagian tertentu.

D.    Wujud Peradaban
Peradaban adalah wujud kebudayaan sebagai hasil kreatifitas manusia baik yang bersifat materiil berupa benda-benda yang kasat mata dan dapat diraba, seperti candi Borobudur, bangunan gedung atau rumah, mobil, perlatan kerja, dan sebagainya, maupun yang bersifat non materiil dalam bentuk nilai, moral, norma, dan estetika.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non materiil, seperti adat sopan santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika, dan estetika.
Menurut Ki Hajar Dewantara, etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
Etika merupakan suatu ajaran yang melakukan refleksi kritis atas norma ajaran moral. Tugas etika adalah mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku manusia.
Secara dikotomis ada etika deskriptif yang berusaha mengkaji secara kritis dan rasional tentang sikap dan pola perilaku manusia, dan apa yang dikerjakan oleh manusia dalam hidup sebagai sesuatu yang bernilai. Sedangkan etika normatif adalah berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia (berupa norma-norma).
Menurut Th. L. Vanhoeven (dalam Oman Sukmana), norma berasal dari kata “normalis”, yang berarti menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan, kelaziman, patokan, standart, ukuran. Norma-norma mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, yaitu :
1.      Folkways, yakni norma-norma yang berdasar kebiasaan atau kelaziman dalam tradisi, dan apabila dilanggar tidak ada sanksinya, tetapi hanya dianggap aneh dan menjadi sasaran pembicaraan umum saja.
2.      Mores (tata kelakuan), yakni norma moral yang menentukan suatu kelakuan tergolong benar atau salah, baik atau buruk. Individu yang melanggar mores akan dihukum.
Moral adalah nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan. Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus hidup secara baik sebagai manusia, dan sekaligus merupakan petunjuk konkrit yang siap pakai tentang bagaimana seseorang itu harus hidup.
Dalam realitas budaya pengembangan kebudayaan dikembangkan melalui nilai-nilai estetika yang tidak terlepas dari nilai-nilai etika, moral, norma, dan hukum yang berlaku.
Secara etimologis istilah “estetika” berarti “teori tentang ilmu penginderaan”. Tetapi kemudian diberi pengertian yang dapat diterima lebih luas ialah “teori tentang keindahan dan seni”.
Manusia memiliki sensibilitas esthethis, karena itu manusia tak dapat dilepaskan dari keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan) pribadinya. Tanpa estetika ini, kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril.

E.     Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan dunia, Hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk di dalamnya bangsa Indonesia.
Arus informasi berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia makin terbuka luas. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh sistem-sistem  sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang, dan waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas-batas negara sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini menurut Indra Siswarini adalah masyarakat modern yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam menghadapi kemerosotan mutu lingkungan hidup.
Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak punya norma atau heteronomi atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap hal-hal yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat.
Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai sebuah perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya, dapat memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan secara baik, tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan menimbulkan dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang, dengan cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan pekerjaan yang cukup justru akan menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu membangun bangsa agar tetap eksis di tengah-tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin kuat, adalah dengan meningkatkan peran lembaga pendidikan untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian nilai-nilai dan moral bangsa Indonesia. 





 
BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Kata “adab” berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti. Peradaban adalah tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, dan nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian.
Beberapa teori dikemukakan oleh para ahli, yaitu teori sebab – akibat (Causation Problem) dan Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non materiil, seperti adat sopan santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika, dan estetika.
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh belahan dunia,

B.     Saran
Dengan pengertian adab dan peradaban yang disampaikan di atas, bahwa adab dan peradaban di masyarakat memiliki peran yang sangat sentral dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari makalah ini diharapkan kita bisa belajar dan mengerti akan peradaban, sehingga bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.







DAFTAR PUSTAKA


Setiadi M. Elly., Kama A. Hakam., Ridwan Effendi. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: KENCANA PRENADAMEDIA GROUP.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Peradaban dan Dampaknya Terhadap Perubahan Sosial"

Posting Komentar