Kumpulan Puisi Acep Syahril



Kumpulan Puisi Acep Syahril - Assalamu’alaikum… Selamat malam, selamat berjumpa lagi dengan blog ini. Pada postingan kali ini aku akan berbagi tentang puisi-puisi dari Acep Syahril. Langsung saja ya….

Acep Syahril (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 25 Nopember 1963) adalah sastrawan Indonesia. Sekarang tinggal di Blok Senerang, Desa Sudikampiran, Indramayu, Jawa Barat. Satu-satunya penyair yang mempublikasikan karya-karya puisinya dengan cara dibacakan di tempat-tempat umum, di berbagai tempat di Indonesia.
Karyanya antara lain, Kumpulan Puisi Tunggal: Ketika Indonesia Berlari (Diterbitkan Bohemian Jambi, 1995) dan Negri Yatim (Diterbitkan iph, 2009). Kumpulan Puisi Bersama: Riak-Riak Batanghari (Bohemian, 1988), Serambi 1, 2, 3 (Bohemian, 1991-1994), Dua Arus (Bohemian, 1992), Orbit Poros (Penyair Sumbagsel, 1992), Perjalanan 3 Penyair (Bohemian, 1993), Jejak “Penyair se-Sumatera” (Taman Budaya Jambi, 1993), Rendezvous (Penyair se-Sumbagsel, 1993), Percik Pesona 2 (Taman Budaya Jambi, 1994), Muaro “Antologi Puisi Penyair Jambi” (Taman Budaya Jambi, 1995), Kelopak (Taman Budaya Jambi, 1997), Zamrud Khatulistiwa: Antologi Puisi Nusantara (Taman Budaya Yogyakarta, 1997), Dari Bumi lada ( Dewan Kesenian Lampung, 1996), Mimbar Penyair Abad 21 (Dewan Kesenian Jakarta, 1996), Bumi Minyak (Dewan Kesenian Indramayu, 2003), Tanah Pilih (Dewan Kesenian Jambi, 2008), Pedas Lada Pasir Kuarsa (Disbudpar Bangka Belitung, 2009), Rumpun Kita (Antalogi Puisi Khas sampena, Pertemuan Penyair Nusantara III, Kuala Lumpur, 2009), Akulah Musi (Antologi Pertemuan Penyair Nusantara V, Palembang 2011), Antologi Puisi Indonesia EQUATOR (dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Jerman. Memuat 216 puisi bersama 108 penyair dari seluruh Indonesia. Penerbit Yayasan Cempaka Kencana Indonesia, 2011), Senja di Batas Kata (Antologi Puisi Penyair Nusantara Raya, Penerbit BPSMJ, 2011), Antologi Puisi SINAR SIDDIQ (Sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara, Sabah, 2012), Requiem bagi ROCKER, Seri Dokumentasi sastra Antologi Puisi Pendhapa 14 (128 Penyair Indonesia, Taman Budaya Jawa Tengah, 2012), Sauk Seloko (Bunga Rampai Puisi Pertemuan Penyair Nusantara VI, Desember 2012), Romantisme Negeri Minyak, Kumpulan Puisi Penyair Indramayu (Penerbit Formasi & Dinamika Yogyakarta, April 2013), Puisi Menolak Korupsi, 85 Penyair Indonesia (Penerbit Forum Sastra Surakarta, 2013), Antologi Puisi Penyair ASEAN HITAM DAN PUTIH (Sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara ke-2, Sabah, 2013), dll. Karya Umum: Keranjang Air Mata (Kumpulan Surat-Surat TKW Indramayu, Penerbit Pustaka Rihlah, Yogyakarta, 2009), TUMBUH (Apresiasi Puisi Karya Pelajar, Penerbit Jentera & Pustaka Dinamika Yogyakarta, 2011), Esai-Esai Budaya dari Kota Mangga (Dewan Kesenian Indramayu, Maret 2012).




GURU YANG TAK PUNYA MALU

bertahun-tahun mereka belajar dari kalian guru yang selalu membuat
banyak kesalahan dan kelalaian guru yang kemudian membuat
murid-muridnya jadi malu pada dirinya sendiri kini kalian
semakin tak mereka mengerti padahal mereka tau kalian juga
sama seperti mereka hanya debu yang menempel di lidah waktu

lalu diam-diam mereka belajar dari kelalaian kalian tanpa semadi atau
menyepi dari keramaian tapi menyelam dalam lautan kalian berenang
berenung di dalamnya tanpa mencari tepian sembari bertanya pada
rasa malu itu

bertahun-tahun mereka belajar dari gurunya yang selalu membuat banyak
kesalahan dan kelalaian yang berlangsung seperti pemandangan pagi hari
di kebun teh disitu mereka juga belajar dari keramahannya yang ternyata
menyimpan banyak belahan dunia
ow terima kasih daun teh katanya kalian telah mengajarkan kami
untuk tidak melakukan kalalaian seperti yang diajarkan guru-guru kami
sebab ketika orang-orang di luar fikiran kami sibuk membungkus dunia
guru-guru kami malah sibuk membungkus diri sendiri

(2011)




GURUNYA DIGERGAJI WAKTU

gurunya yang satu ini adalah pencari buku bekas dia hidup di setiap
pulau yang mengajarkannya cara merawat kasur dan kamar tidur serta membuatkan pekerjaan dan menyemprotkan minyak wangi ke tubuhnya meski sebenarnya dia lebih tertarik pada barang-barang bekas dingin malam dan angin terminal guru yang tak pernah lelah mengikuti jalan waktu dan nasibnya sungguh darinya dia banyak belajar dari rambutnya yang putus asa dan dari kakinya yang pernah menyimpan panjang harapan dia belajar untuk tidak menjadi sesat padanya dia belajar untuk tidak menjadi lupa padanya lalu diam-diam dia bersyukur walau menyayangkan sikap gurunya yang tak pernah mau belajar dari kebodohan yang bertahun-tahun terus digergaji waktu kini gurunya itu semakin hari semakin bertambah banyak dan semakin membuatnya bingung

dia tak habis fikir mengapa di negara ini guru dan murid sama banyaknya

(2011)




GURU YANG SELALU MENYIMPAN PALU

semua orang tau guru kami bukan seorang tukang kayu meski setiap
saat hidupnya tak lepas dari palu kadang berkali-kali dia pukulkan palunya
ke meja dengan wajah hitam selain sering kami pergoki mengenakan lipstik
dan deodorant dengan penampilan menawan dihadapan para pesakitan
sehingga tak jarang guru lalai sampai lupa memukul tanganya sendiri
ketika beliau terbuai oleh imajinasinya dan melayang-layang ke suatu
tempat atau tertidur lelap di lajunya veyron fiat dan di mercedes benz
dengan rumah mewah yang sebentar lagi dia tempati bersama anak
istrinya semua orang tau guru kami bukan seorang tukang kayu tapi
di otak sebelah kirinya ada sebuah kantung yang dia siapkan untuk
menyimpan palu serta memastikan kalau besok masih selalu ada jadwal
baginya untuk membebaskan para maling negara yang bisa mengakses
hidupnya atau membunuh waktu si miskin dengan menjatuhkan palu
di mejanya demi memperpanjang kepercayaan negara pada dirinya
semua orang tau guru kami bukan seorang tukang kayu oleh karena itu
beliau tak bisa membedakan mana kayu mana besi dan mana batu
demi allah kami bersumpah tak mau sesat dan bejat seperti guru

(2011)




GURU YANG TAK MENGERTI BUMBU DAPUR

guru kami ada karena dibutuhkan negara karena negara menginginkan
rasa aman lalu guru kami belajar memahami dan menyelesaikan tiap
persoalan tapi kadang mereka lupa bumbu dapur seprti kemiri buah pala
bunga lawang laos dan kapol mereka tau kembang gula tapi tak faham logika
padahal kami lebih menginginkan daun mengkudu karena sejak dulu
kami cuma minta dikirim keadilan tapi selalu saja mereka paketkan kecemasan
akhirnya kami marah pada negara tapi anehnya negara malah mengirim kami
ke penjara sungguh sebenarnya kami bingung karena guru kami kenyataannya
tak pernah mengajarkan kami untuk memiliki rasa aman dan sejak itu
kami tak mau celaka seperti guru

(Indramayu, 2011)




GURU BELIA YANG TERTIDUR DI BUKU SEJARAH

guru-guru belia itu hidup dan tertidur di buku-buku sejarah
bangsa lain yang kadang bermimpi dan mabuk lalu keluar dari
ruh sejarahnya sendiri berjingkrakan di diantara erangan musik
yang mengeluarkan bau bangkai gibson tapi aneh guru-guru
belia itu bangga menghisapnya padahal di paru-paru mereka
tidak hanya ada saman kunaun tortor atau krinok yang sejak lama
menidurkan puncak-puncak merapi sabang dan bukit siguntang namun
lucunya guru-guru belia itu kian hari semakin bertambah angkuh
dan bangga menciumi pantat babi sambil menari-nari dengan
mengibarkan keyakinannya dan berucap bangga
kami juga sama pandainya dengan mereka meski hanya dengan
menciplak meniru dan mencuri kehebatan mereka
koplok

guru-guru belia yang hanya bisa menghitung jumlah kancing baju
tapi tak pandai berfikir bagaimana kebudayaan bisa tercipta pada saat
kencing dan buang tinja meniduri bayi atau saat bersenggama

guru-guru muda yang hanya bisa menarik dan menurunkan rosleting
tapi tak pandai berfikir bagaimana ranjang bisa menerangi jagad
raya ah guru-guru belia yang hanya bisa memindahkan tumpukan
batu-bata tapi tak pandai mengasamkan tanah mencetak kembali
kepala syailendra atau jari-jari mpu gandring yang lama membusuk
di paru-parunya

ah guru-guru belia yang silau pada bau bangkai aku tak mau terjebak
seperti kamu yang tak pernah mau menyelami ruh bangsamu

(2012)




SETELAH PERJUMPAAN INI
Setelah perjumpaan ini aku tak tau seberapa
lama lagi kau bisa mencium aroma matahari selain
wangi popor senjata atau amis sepatu serdadu wagu
yang tak mengerti cara bersenda.
Setelah pertemuan ini aku tak tau seberapa lama
lagi kau bisa mencium aroma bintang-bintang
selain amis keringat pecundang atau bau busuk
nafas mata-mata yang mengendap-endap di sekitar
persembunyian kita kawan
Setelah perjumpaan ini,
aku tak tau seberapa lama lagi kau bisa mencium
aroma bulan selain pantul cahaya 500 watt
di ruang proses cuci otak berukuran 2 x 2 meter
dengan kata-kata jorok yang berlompatan dari
mulut busuk introgator kelas teri dan memotong-
motong 70 juta sel syaraf di kepalamu
Setelah perjumpaan ini aku tak tau seberapa lama lagi
kau bisa menyentuh anak dan membenamkan diri
di tubuh isrimu selain bau kedzaliman potongan
urat nadi suntik mati amunisi yang menembus
tengkorak kepalamu atau krematorium nyanyian babi.

Setelah perjumpaan ini aku tak tau, bagaimana nasibmu kawan

(Solo – Jakarta, Indramayu bersama Thukul dan Leak)




YA ALLAH

Ya Allah
telah kami terima surat cintamu
tertanggal hari ini yang dikirim peniup
seruling sejati diantara kealfaan dan
keasyik masyukkan kami surat cinta yang
engkau tulis dengan tinta biru sebagai
tanda kasih dan maha sayangmu surat cinta
yang begitu panjang menegangkan yang engkau
tulis tak sampai dalam satu tarikan nafas
membuat kami terus menangis terisak tersedu
membaca gugusan kata-kata hancur berserak dengan
tubuh dan nyawa terlunta-lunta

Surat cinta yang bercerita tentang tanah darat
laut udara sebagai ungkapan rindumu yang membuat
kami malu kami tau inilah surat cintamu yang
telah engkau janjikan itu dan telah kami terima
saat mata hati dan perasaan kami menjauh fana

Ya Allah
inikah surat cintamu dengan segala
keputusan yang harus kami terima selain bencana
korupsi yang nyaris membuat kami hilang akal
dan putus asa surat cinta yang kertasnya
lembab di tangan kesedihan tak berkira dengan
torehan luka maha dalam
surat cinta yang bercerita tentang hujan dan panas
surat cinta yang bercerita tentang air berwajah
beringas dengan lidah api dari laut lepas surat
cinta yang bercerita tentang angkasa dan
burung-burung meranggas
surat cinta yang bercerita tentang pohon-pohon
dan akar yang dikelupas
surat cinta yang bercerita tentang tanah pasir
dan lendir panas
surat cinta yang bercerita tentang tanah
rumah dan nyawa yang hilang nafas

Ya Allah
inikah surat cintamu yang penuh cemburu itu
yang dikirim peniup seruling sejatimu
disaat kami lupa mengingat dan merayumu
surat cinta yang memang sepatutnya kami terima
sebagai bukti bahwa kau benar-benar maha
mencintai sementara kami berpaling dari kemaha
asih dan sayangmu

Ya Allah
maafkanlah kami yang telah berselingkuh dari
kemaha setiaanmu dan berpaling ke cinta yang
tak kau ridhoi dengan menabur fitnah hasut dan
saling ingin menguasai tanah sekerabat sedarah
seurat tanah yang kau ciptabentang tegakkan urat
yang kau sebarsuburkan dan darah yang kau
alirhidupkan telah kami
rusak dengan saling mencacah menumbuk
penuh takabur dengan kekuatan
kerakusan dan keserakahan
tapi kini apa yang kami cintai itu telah
engkau ratakan dengan tanah harta tahta
dan dunia berubah runta darah daging dan tulang
membusuk dimana-mana

Sekarang kami tak tau di mana ayah di mana
ibu di mana anak di mana adik di mana kakak
di mana ipar di mana keponakan di mana
saudara famili kerabat dan handai tauland
di mana di mana di mana yatim kan kami titipkan

Ya Allah
hari ini kami baru sadar akan jalan pulang
setelah membaca surat cintamu yang panjang
menegangkan surat cinta yang mengingatkan kami
untuk bertandang menemu cahya menemu gulita
menemu alfa menemu cinta

Surat cinta yang mengajarkan kami untuk
pulang ke bilik ke latifa ke bilik ke sadik
ke bilik baqa
ya Allah
ampunilah kami hamba-hambamu yang tak punya
malu ini ampunilah ampunilah ampunilah kami
ya Allah

(Indramayu)


Sekian dulu postingan kali ini, semoga bisa bermanfaat bagi pembaca yang sedang mencari referensi kumpulan puisi Acep Syahril. Wassalamu’alaikum….

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kumpulan Puisi Acep Syahril"

Posting Komentar