Teks Drama: Pengertian, Ciri, Unsur, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya

 

Sumber: pixabay.com

Teks Drama: Pengertian, Ciri, Unsur, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya

Pengertian Teks Drama

Teks drama yaitu suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan. Drama juga diartikan sebagai karya seni yang dipentaskan.

 

Ciri Utama Drama

      1.      Berupa cerita

      2.      Berbentuk dialog

      3.      Bertujuan untuk dipentaskan

Istilah-istilah yang merujuk pada pengertian drama tradisional masyarakat.

      1.      Sandiwara

Istilah sandiwara diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa sandhi yang berarti ’rahasia’, dan warah yang berarti ’pengajaran’. Oleh Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.

      2.      Lakon

Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang, atau flm (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.

      3.      Tonil

Istilah tonil berasal dari bahasa Belanda toneel, yang artinya ’pertunjukan’. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.

      4.      Sendratari

Sendratari kepanjangan dari seni drama dan tari. Sendratari berarti pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.

      5.      Tablo

Tablo merupakan drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.

 

Unsur-unsur Drama

      1.      Tema

      2.      Amanat

      3.      Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dan konfik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian 1) pengenalan cerita; 2) konfik awal; 3) perkembangan konfik; dan 4) penyelesaian.

      4.      Penokohan

Penokohan merupakan cara pengarang di dalam menggambarkan karakter tokoh. Berdasarkan perannya, tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Dari segi perwatakannya, tokoh dan perannya dalam pementasan drama terdiri empat macam, yaitu tokoh berkembang, tokoh pembantu, tokoh statis, dan tokoh serbabisa.

      5.      Dialog

Dalam sebuah dialog itu sendiri, ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan. Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang, dan kramagung.

      6.      Latar

Latar adalah keterangan mengenai ruang dan waktu.

      7.      Bahasa

Bahasa merupakan media komunikasi antartokoh. Bahasa juga bisa menggambarkan watak tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.

 

Struktur Drama

      1.      Prolog

merupakan pembukaan atau peristiwa pendahuluan dalam sebuah drama atau sandiwara.

      2.      Dialog

merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan cara manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya.

Di dalam dialog tersaji urutan peristiwa yang dimulai dengan, orientasi, komplikasi, sampai dengan resolusi.

      3.      Epilog

bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor atau dalang pada akhir cerita.

 

Kaidah Kebahasaan Drama

      1.      Menggunakan kalimat langsung

Misalnya: ”Ternyata kalau aku nggak nakal, sahabatku tambah banyak,” pikir Arga.

      2.      Menggunakan kata ganti

Misalnya: mereka, aku, saya, kami, kita, kamu.

      3.      Menggunakan kata tidak baku

Misalnya: kok, sih, dong, oh.

      4.      Menggunakan kosakata percakapan

Misalnya: Selamat pagi, Anak-anak!

      5.      Menggunakan konjungsi temporal (urutan waktu)

Misalnya: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.

      6.      Menggunakan kata kerja

Misalnya: menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.

      7.      Menggunakan kata sifat

Misalnya: ramai, bersih, baik, gagah, kuat.

      8.      Menggunakan kalimat seru

Misalnya: Wah…jangan marah dong, aku kan cuma bercanda!

      9.      Menggunakan kalimat perintah

Misalnya: Coba kamu buat pantun yang lain!

      10.  Menggunakan kalimat Tanya

Misalnya: Kenapa kamu selalu mengejek aku?

 

Langkah-langkah Menulis Drama

      1.      Menentukan topik.

      2.      Menentukan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya serta karakternya.

      3.      Membuat kerangka alur yang menarik dan tidak mudah ditebak.

     4.      Mengembangkan kerangka itu ke dalam dialog-dialog dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaannya yang tepat.

 

Contoh Drama Beserta Strukturnya

Prolog

Si Samin

Waktu itu pukul tiga sore. Sepasang suami istri dan dua orang anaknya berjalan menuju sebuah sungai. Mereka hendak menyeberang. Sang istri menjinjing tas besar yang berisi bermacam-macam sayuran dan menggendong anaknya yang perempuan. Sementara itu, suaminya tak ketinggalan pula memikul karung. Seorang anak lelaki berjalan mengikuti mereka. Tampak ia sedang mengunyah jagung bakar.

 

Dialog

Bu Samin   : ”Saya rasa sebaiknya anak-anak kita seberangkan dulu. Kemudian Bapak jemput lagi barang-barang ini.” (Meletakkan tas besar di pinggir sungai. Napasnya terengah-engah karena merasa berat).

Pak Samin : ”Ah, masa menyeberang sungai sekecil ini mesti dua tiga kali. Ayo, gendong si Ramlah biar aku yang membawa barang-barang itu. Biar saya yang menggendong si Ramlah. Sekali menyeberang pun pasti semuanya terbawa.” (Meraih tas besar yang masih dipegang Bu Samin).         

Bu Samin   : ”Saya khawatir kalau-kalau kita dihadang banjir. Sejak tengah hari tadi, saya dengar guruh berbunyi dan lihatlah di hulu itu tampak hitam.” (Menunjuk ke arah hulu sungai dengan penuh khawatir).

Pak Samin : ”Ah, tenang saja. Gendong si Ramlah! Aku kan menyeberang sungai ini bukan sekali dua kali. Sering walaupun dalam keadaan banjir.” (Menarik tangan istrinya).

Bu Samin   : ”Tapi….” (Berusaha menahan langkah).

Pak Samin : ”Tapi, dapat juga aku menyeberang, kan?”

 

Epilog

Keempat beranak itu pun akhirnya menyeberang. Mak Samin menggendong si Ramlah sambil dipegang Pak Samin. Sementara itu, tangan kiri Pak Samin memegang si Samin. Mereka berempat menyeberang sungai dengan perlahan-lahan.

(Sumber: Si Samin karya Mohammad Kasim, 1957)

 

Sumber:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teks Drama: Pengertian, Ciri, Unsur, Struktur, Kaidah, Langkah, dan Contohnya"

Posting Komentar