Sejarah Desa Tambi Lor



Sejarah Desa Tambi Lor - Pada masa kejayaan kerajaan Mataram Islam di bawah pimpinan Raden Fatah, beserta pasukannya ia hendak mengusir tentara Belanda yang berada di bumi Nusantara. Tepatnya di wilayah Batavia (sekarang bernama Jakarta). Maka terjadilah pertempuran yang sengit (seru) antara pasukan Raden Fatah dengan tentara Belanda. Karena kegigihan dan kesemangatan tentara Mataram yang tidak mengenal lelah, akhirnya mereka mampu mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini.

Padahal tentara Belanda waktu itu memiliki sistem persenjataan yang sangat modern. Sedangkan pasukan kerajaan mataram hanya menggunakan senjata yang sederhana seperti: bambu runcing, tombak, panah, golok, keri, dan sebagainya. Tentara Belanda dibuat kocar-kacir dan lari tunggang-langgang oleh pasukan Mataram yang dipimpin oleh Raden Fatah.

Pada akhirnya, tentara Belanda mendatangkan bantuan tentara dari daerah lain. Antara lain dari daerah Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan, bahkan tentara dari negeri asalnya, Belanda. Setelah semuanya berkumpul di Batavia, kemudian tentara Belanda mengadakan perlawanan kembali terhadap pasukan Mataram.

Pertempuran pun kembali terjadi antara pasukan Belanda dengan pasukan Mataram. Akhirnya pasukan Mataram dibuat mundur (kocar-kacir) oleh tentara Belanda yang jumlahnya lebih banyak serta persenjataan yang lengkap. Pasukan Mataram pun mundur dan terus dikejar. Di antara mereka ada yang kembali ke Mataram dan ada juga yang bersembunyi ke tempat lain. 

Salah seorang dari pasukan Mataram yang dianggap mempunyai kesaktian mandraguna dan mempunyai siasat perang yang tinggi terus menerus dikejar dan dicari oleh tentara Belanda untuk ditangkap. Kemudian ia bersembunyi di suatu tempat dataran yang agak tinggi, di sekelilingnya tempat tersebut selalu digenangi air. Sehingga masyarakat sekitar menamainya dengan nama Pepulo (Pulo).

Orang tersebut bersembunyi di bawah pohon yang besar dan rindang, pohon tersebut namanya pohon kesambi. Di samping bersembunyi, ia pun melakukan semedi (tapabrata) dengan tujuan untuk menghilangkan jejak pencarian tentara Belanda. Karena lamanya waktu dalam persembunyian, tanpa terasa seluruh tubuhnya tertutup oleh akar dan ranting pohon kesambi.

Pada suatu hari, ada seorang yang sedang mencari kayu bakar di sekitar pohon tersebut. Begitu mendekat di bawah pohon kesambi dan melihat seseorang yang sedang bertapa dikerumuni akar dan ranting pohon, sang pencari kayu bakar kemudian menolong orang tersebut dari jeratan akar dan ranting pohon yang mengerumuninya, kemudian dibersihkan dengan air yang ada di sekitar itu (dimandikan), lalu orang tersebut siuman.

Setelah siuman, si pencari kayu bakar bertanya kepada orang tersebut tentang identitasnya,  akan tetapi beliau tidak menjawab, malah memberikan amanat karena dimandikaan dengan air tersebut menjadi siuman. Maka beliau mengamanatkan genangan air tersebut dinamakan TAMBA GEDE, yang sekarang menjadi  sebuah sumur dan tempat yang sekarang dikenal dengan nama TAMBI GEDE yang artinya obat mujarab (manjur).

Petapa tersebut kemudian memperluas wilayahnya dengan cara membabat hutan di sekelilingnya, dengan tujuan untuk membuat sebuah pemukiman. Setelah wilayahnya bertambah maju dari berbagai segi, akhirnya petapa pun menjadi seorang pendiri dan pemimpin masyarakat sehingga terbentuk sebuah desa yaitu Desa Tambi yang berasal dari kata Tamba (obat). Bukti-bukti sejarah tersebut kebanyakan masih ada sampai sekarang. Dengan perubahan peradaban masyarakat di berbagai segi, desa Tambi dan Tambi Lor sebagai desa pemekaran sekarang menjadi salah satu desa potensial di kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

Keberadaan pemimpin atau kuwu di desa Tambi yang pertama kali yaitu Kuwu Raden Angres. Beliau adalah seorang pemimpin hasil dari sayembara. Pada saat itu keadaan masyarakat di bidang keamanan sedang resah karena banyak sekali perampokan-perampokan yang terjadi dan masyarakat sepakat “barangsiapa yang bisa menangkap perampok yang meresahkan masyarakat Tambi maka akan diangkat sebagai pemimpin desa atau kuwu”.

Pada waktu itu raden Angreslah yang bisa menangkap perampok-perampok tersebut. Maka secara otomatis beliau diangkat menjadi pemimpin desa. Waktu dan masa jabatannya tidak ada catatan yang pasti, tetapi peninggalan dan bukti sejarahnya masih ada sampai saat ini.

Baru pada masa kemerdekaan ada bukti tertulis tentang kepemimpinan Desa Tambi, yaitu:
Ø  Kuwu Karta dari tahun 1945 s.d. 1950
Ø  Kuwu Dulkayid tahun 1951 s.d. 1964
Ø  Kuwu H. Makmun tahun 1965 s.d. 1968
Ø  Kuwu H. Sumadi tahun 1969 s.d. 1978
Ø  Kuwu H. Muksin tahun 1979 s.d. 1985
Ø  PJ. Esih tahun 1986
Ø  PJ. Sarman tahun 1987
Ø  PJ. Wisnu tahun 1987
Ø  Kuwu Nur Ali Wardana tahun 1988 s.d. 1996
Ø  Kuwu Sumadi tahun 1996 s.d. 2007
Ø  PJ. Sumadi 2007 s.d. 2010
Ø  Kuwu Hj. Herawati 2010 s.d. sekarang

Sumber: Pemerintah Kecamatan Sliyeg

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Desa Tambi Lor"

Posting Komentar