Sinopsis Novel Cinta Yang Membawa Maut Karya Nur Sutan Iskandar



Sinopsis Novel Cinta Yang Membawa Maut Karya Nur Sutan Iskandar - Selamat pagi, selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis novel Cinta Yang Membawa Maut karya Nur Sutan Iskandar.

Dahlan dan Syamsiar adalah sahabat yang diam-diam menyimpan rasa cinta dan kasih sayang mereka di hati masing-masing. Namun akhirnya semua itu terungkap juga oleh keduanya. Dahlan dan Syamsiar menyembunyikan hubungan mereka dari keluarga masing-masing, yang ini menandakan bahwa Syamsiar telah melanggar adat yang ada, tak baik jika seorang gadis berjalan berdua dengan laki-laki tanpa ada orang kepercayaan yang mendampinginya.

Dan setelah semuanya berjalan tiba-tiba Dahlan mendapatkan surat tugas dari Tuan Insperkur sekolah Bumiputra untuk ke Bukittinggi untuk melaksanakan ujian hulponderwijzer yang diadakan di Sekolah Raja (Kweekschool), sebuah ujian untuk menjadi guru bantu. Sebelum keberangkatan Dahlan, Syamsiar berpesan kepada Dahlan bila sesampai di Bukittinggi hendaklah langsung mengirim surat.

Namun apa yang terjadi tak disangka, sesampainya di sana Dahlan malah mengulur waktu untuk menulis surat karena ia percaya bahwa Syamsiar akan selalu setia menantinya dan tak akan berpaling ke laki-laki lain. Setelah mengikuti ujian itu Dahlan pun lulus dengan nilai terbaik dan nomor satu, namun tak disadari yang terjadi di Sawahlunto tempat kekasihnya bahwa Syamsiar telah dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak Baginda Suleman yang bernama Abdullah. Perjodohan ini tak diberitahukan ke Syamsiar, bahkan pesta pernikahannya akan dilaksanakan 3 hari ke depan.

Namun meskipun begitu Syamsiar akhirnya tahu, ia menangis tak kuasa atas semua yang diketahuinya saat ini. Secepatnya ia pergi kerumah sahabatnya untuk menulis surat kepada Dahlan yang mengabarkan perjodohan ini. Syamsiar meminta Dahlan untuk segera pulang dan menolongnya lepas dari semua ini. Namun surat Syamsiar datang terlambat, semua terlambat diketahui oleh Dahlan.

Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua dan mematuhi adatnya, ia pun menerima perjodohan ini. Syamsiar pun menikah terpaksa dengan Abdullah. Namun apa hendak dikata, ia tak merasa bisa mencintai suaminya itu, rasa cintanya begitu besar pada Dahlan. Setelah itu beberapa hari kemudian Dahlan kembali ke Sawahlunto dan menemui Syamsiar secara diam-diam. Setelah pertemuan itu keesokan harinya Dahlan pergi mengajar dan mendapatkan surat yang berisi Acte van bekwaamheid yang tandanya Dahlan telah berhasil dalam cita-citanya menjadi guru bantu (hulponderwijzer) di Kutaraja.

Beberapa bulan Dahlan di Kutaraja, ia selalu saja teringat Syamsiar, begitupun Syamsiar. Semenjak Dahlan meninggalkan Sawahlunto, Syamsiar tidak pernah bahagia hidup bersama Abdullah, justru hanya Dahlan yang ada di hati dan pikirannya. Syamsiar tak mampu lagi berpikir, semuanya kacau balau. Ia telah berusaha menjadi istri yang baik untuk Abdullah, namun apapun yang dilakukannya tak pernah bisa membuatnya nyaman tinggal dan hidup bersama Abdullah.

Semakin Syamsiar mencoba untuk mencintai Abdullah, semakin ia teringat pada Dahlan yang mungkin takkan bertemu lagi di dunia ini. Beginilah hasil pernikahan yang tanpa didasari cinta dan kasih sayang, yang hanya mengandalkan adat, harta, kekuasaan orang tua terhadap anaknya dan anak yang tak mampu menolak perintah orang tuanya. Syamsiar tak bahagia hidup bergelimang harta, ia merindukan saat-saat bersama Dahlan yang sederhana namun mampu menjaga cinta kasih sayangnya.

Dahlan pun yang jauh di Kutaraja menderita sakit dan harus berulang kali pergi ke dokter. Dahlan yang selalu memikirkan Syamsiar pun tak tahu harus bagaimana lagi. Ia menyesal mengapa dulu tak ia katakan langsung apa maksud hati yang dikehendaki kepada orang tua Syamsiar. Andaikan waktu itu Dahlan sampaikan niatnya mungkin sekarang tak akan seperti ini. Penyesalan selalu datang pada akhirnya jika semuanya telah hilang dan lenyap dari genggaman.

Dahlan pun akhirnya meninggal dunia karena sakitnya itu, dan Syamsiar pun bunuh diri karena tak kuat menahan rasa sayang dan rindu kepada Dahlan. Sejak saat itu orang tua Syamsiar merasa telah menyesal menjodohkan anaknya dengan lelaki yang tak pernah dicintai anaknya. Karena sangat berduka cita atas meninggalnya Syamsiar akhirnya kedua orang tua Syamsiar meninggal dunia, Baginda Suleman pun meninggal dunia juga karena tak tahan melihat semua ini. Abdullah yang hampir gila selama bertahun-tahun karena kehilangan istrinya akhirnya menikah kembali dengan perempuan yang tulus mencintainya.

Itulah tadi sinopsis novel Cinta Yang Membawa Maut karya Nur Sutan Iskandar. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Novel Cinta Yang Membawa Maut Karya Nur Sutan Iskandar"

Posting Komentar