Sinopsis Novel Belantik Karya Ahmad Tohari

 


Sinopsis Novel Belantik Karya Ahmad Tohari - Selamat siang, selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis novel Belantik Karya Ahmad Tohari yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2001. Novel ini merupakan bagian kedua dari dwilogi karya Ahmad Tohari. Buku pertama berjudul  Bekisar Merah.

Pada suatu hari Handarbeni merasa sangat kebingungan. Handarbeni adalah salah satu pejabat Negara. Dia memiliki atasan yang bernama Bambung, seorang pejabat yang terkenal sebagai pelobi yang cerdik. Dia kebingungan karena istri simpanannya yang bernama Lasi akan dipinjam oleh Bambung.

Lasi adalah seorang wanita dusun yang kabur dari Karangsoga menuju ke Jakarta lantaran sakit hati ditinggal kawin oleh suaminya yang pertama bernama Darsa. Lasi ditemukan oleh Bu Lanting, seorang mucikari profesional dari Jakarta. Karena parasnya yang cantik, Lasi menjadi rebutan para pejabat Negara.

Karena gelisah, Handarbeni meminta pendapat Bu Lanting tentang hal yang sedang dialaminya. Sebelum mengutarakan pendapatnya, Bu Lanting justru tertawa dan menjelaskan bahwa hal ini adalah kesalahan Handarbeni sendiri karena dia membebaskan Lasi untuk mencari lelaki lain asalkan dia tetap menjadi istri Handarbeni.

Pada suatu hari Bu Lanting membantu Pak Bambung untuk mendapatkan Lasi dengan cara liciknya. Lasi diajak Bu Lanting pergi ke Singapura dengan alasan dia ingin bertemu dengan pacarnya. Di Singapura Lasi diajak untuk berbelanja sepuasnya. Di sana dia menginginkan sebuah kalung liontin seharga Satu Setengah Juta Dolar Amerika atau setara dengan miliaran rupiah. Lelaki yang dimaksud Bu Lanting sebagai pacarnya adalah Pak Bambung. Hal ini sebenarnya hanya siasat Bu Lanting untuk mendekatkan Lasi dengan Pak Bambung.

Suatu malam Lasi diajak menemani Pak Bambung pada acara pertemuan dengan para pejabat-pejabat tinggi dan dihadiri oleh Duta Besar. Pada acara itu, Lasi dirias layaknya seorang ratu, dan ia pun diberi hadiah berupa kalung liontin yang diinginkannya waktu belanja bersama Bu Lanting.

Setelah acara pertemuan itu selesai, Pak Bambung meminta Lasi untuk menemaninya malam itu. Namun Lasi tidak mau melakukan hubungan badan dengan Pak Bambung, dengan alasan dia masih menjadi istri Handarbeni. Lasi yang merasa berhutang budi pada Pak Bambung karena telah dibelikan kalung seharga miliaran rupiah terpaksa menemaninya di dalam hotel tersebut.

Setelah sampai di Jakarta, Lasi menemukan bahwa rumahnya sedang sepi. Keesokan harinya dia mendapat telepon dari Bu Lanting yang mengatakan bahwa Handarbeni akan menceraikan Lasi. Lasi kemudian menelpon Handarbeni dan ternyata benar Handarbeni mengatakan bahwa dia akan menceraikan Lasi. Setelah mendengar hal itu, hati Lasi menjadi sedih karena pernikahan yang keduanya pun kandas.

Bu Lanting meminta Lasi agar mau dinikahi Pak Bambung. Bu Lanting mengiming-imingi Lasi dengan kemewahan-kemewahan yang akan didapat selama menjadi istri Pak Bambung. Selain itu Bu Lanting mengancam Lasi, jika tidak mau menikah dengan Pak Bambung, maka akibatnya akan fatal. Bahkan Lasi bisa dituduh melakukan pencurian kalung seharga miliaran rupiah.

Lasi sangat gundah karena dia dipaksa harus menikah dengan Pak Bambung. Akhirnya Lasi memutuskan kabur meninggalkan tempat tinggalnya di Jakarta untuk pulang ke kampung halamannya di Karangsoga.

Lasi menceritakan semua kejadian dan masalah yang dialaminya kepada Eyang Mus, sesepuh kampung Karangsoga. Eyang Mus banyak memberikan petuah-petuah kepada Lasi dalam menghadapi cobaan hidup. Di sana selain bertemu dengan orang tuanya, dia juga bertemu dengan Kanjat, temannya semasa kecil yang sekarang sudah bekerja sebagai Dosen.

Pada waktu malamnya Lasi berbincang-bicang dengan Kanjat. Dia meminta Kanjat untuk mengantarkannya ke rumah pamannya di Sulawesi. Sebelum pergi, Kanjat meminta pendapat Eyang Mus. Dan Eyang Mus pun menyuruh keduanya untuk menikah, agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada waktu di perjalanan. Akhirnya keduanya pun menikah dan merasa bahagia karena Lasi dan Kanjat sudah lama saling mencintai.

Tidak lama setelah mereka menikah, mereka pergi menggunakan kapal laut menuju Sulawesi. Dalam perjalanannya ternyata Bu Lanting menemukan mereka dengan membawa beberapa orang polisi. Para polisi membawa paksa Lasi dengan tuduhan pencurian kalung. Kanjat pun tidak bisa berbuat apa-apa karena hanya menikah siri dengan Lasi dan tidak dapat menunjukkan surat-surat yang sah kepada polisi.

Akhirnya Lasi dibawa ke Jakarta. Di Jakarta Lasi tinggal di rumah Pak Bambung. Lasi merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ternyata di rahimnya tertanam benih anak Kanjat. Dia pun merasa senang sekali. Lasi menelepon Kanjat untuk memberitahu kabar bahagia tersebut. Kanjat merasa senang sekali mendengar kabar tersebut. Kanjat ingin segera menyelamatkan Lasi. Namun Lasi berkata bahwa dia masih dijaga ketat polisi. Lasi meminta Kanjat untuk bersabar karena berdasarkan informasi dari Bu Lanting, Pak Bambang tidak menyukai perempuan hamil.

Suatu hari Bu Lanting menemui Lasi, dan Lasi berkata bahwa dia sekarang sedang mengandung anak hasil perkawinannya dengan Kanjat. Hal ini membuat Pak Bambung marah karena dia tidak suka pada wanita yang sedang hamil dan ini membuat hati Lasi tenang.

Selang beberapa waktu kemudian, Kanjat tidak sengaja mendengarkan radio. Di radio itu ada berita tentang pelobi tingkat tinggi yang berhasil ditangkap oleh polisi dan sudah ditahan oleh Kejaksaan Agung, dengan dugaan adanya tindak pidana korupsi. Orang yang ditangkap itu tak lain adalah Pak Bambung.

Berita tersebut membuat Kanjat kaget karena Lasi pasti ikut diperiksa dalam kasus ini, sebab Lasi menjadi wanita simpanan Bambung. Kanjat pun memutuskan untuk pergi ke Jakarta ditemani oleh Pardi, sopir truk gula yang biasa mengantar barang ke Jakarta.

Kanjat menuju ke kantor polisi untuk bertemu dengan Lasi. Dia ingin supaya Lasi cepat bebas, tetapi Lasi tidak langsung bebas dan dia tetap ditahan untuk selalu memberikan keterangan kepada polisi tentang Bambung. Kanjat pun meminta tolong kepada teman sekolahnya, seorang pengacara yang bernama Blakasuta. Blakasuta mau menolong Kanjat dan akhirnya Lasi pun dapat bebas dari tahanan. Lasi dan Kanjat pun akhirnya pulang kembali dan hidup bersama di Karangsoga.

Itulah tadi sinopsis novel Belantik Karya Ahmad Tohari. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya.

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Novel Belantik Karya Ahmad Tohari"

Posting Komentar