Contoh Karya Sastra Non Imajinatif


CONTOH KARYA SASTRA NON IMAJINATIF


Disusun oleh :

Muhammad Jammal Baligh



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
INDRAMAYU
2013



Karya sastra seperti yang kita ketahui dibagi menjadi 2 genre, yaitu karya sastra non imajinatif dan karya sastra imajinatif. Karya sastra non imajinatif terdiri atas: esai sastra, kritik, biografi, otobiografi, memoar, catatan harian, dan sejarah. sedangkan karya sastra imajinatif terdiri atas: puisi, prosa, dan drama.
Berikut ini saya akan menyampaikan tentang contoh karya sastra non imajinatif. 
 

ESAI SASTRA FORMAL
Mengawali Cinta Perpustakaan dari Cinta Membaca dan Menabung
     Indonesia dikenal sebagai bangsa dengan jumlah penduduk terbesar ke-empat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (www.wikipedia.com). Jumlah penduduk yang sangat besar itu dapat menjadi aset terpenting bagi negara jika sumber daya manusianya mempunyai standar kualitas yang sama baik. Tetapi pada kenyataannya, jurang pemisah dalam tatanan sosial dirasa belum bisa terjembatani. Maksudnya, jarak antara masyarakat kaya dengan golongan ekonomi menengah ke bawah sangatlah curam. Masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak berkesempatan mencicipi dunia pendidikan formal, bahkan lebih dari 15% yang tergolong buta aksara pada usia sekolah.
     Dengan berpatokan pada pentingnya pendidikan bagi kehidupan sebuah bangsa, seharusnya masyarakat beserta pemerintah dapat bekerja sama dengan baik dalam upaya menciptakan kondisi sumber daya manusia yang berpendidikan dan berwawasan luas. Sebenarnya cara paling sederhana yang pasti dapat dilakukan adalah dengan membiasakan diri gemar membaca. Minimal separuh dari jumlah masyarakat Indonesia yang majemuk ini harus mempunyai satu hobi yang sama yakni membaca.
     Apabila masyarakat telah mempunyai kebiasaan atau rutinitas untuk membaca seperti layaknya makan, minum, ataupun mandi, maka diharapkan kebiasaan ini bisa menjadi sebuah pegangan untuk menumbuhkan sifat selalu ingin tahu lebih dalam. Dengan begitu, ia akan mendapatkan informasi yang jauh lebih banyak setiap harinya tanpa ada paksaan atau kepentingan insidental terlebih dahulu. Ada berbagai cara yang tersedia untuk mendapatkan sumber bacaan, salah satunya adalah melalui perpustakaan.
     Perpustakaan semestinya dapat menyediakan layanan yang bisa membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Berbagai manfaat dan kemudahan ditawarkan demi  meningkatkan minat dan kepedulian masyarakat terhadap perpustakaan. Akan tetapi, perpustakaan yang sering dijumpai masih kalah jauh dalam hal jumlah pengunjung dibandingkan dengan toko-toko buku ternama. Apalagi kuantitas orang yang benar-benar mengkonsumsi buku atau informasi tersebut. Oleh karena itu bisa dipastikan ada beberapa alasan yang menyebabkan kondisi demikian.
Pengertian dan Fungsi Perpustakaan
     Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti kitab atau buku-buku. Setelah mendapat awalan per- dan akhiran an, perpustakaan mengandung arti (1) kumpulan buku-buku bacaan, (2) bibliotek, dan (3) buku-buku kesusasteraan (Kamus Besar Bahasa Indonesia-KBBI, 1988). Namun seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat, pengertian perpustakaan juga mengalami perubahan. International Federation of Library Association and Institutions membatasi perpustakaan adalah kumpulan materi tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai. Perpustakaan yang berkembang sekarang digunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian budaya bangsa, serta berbagai layanan jasa lainnya. Maka dari itu fungsi atau kegiatan pokok dari perpustakaan adalah mengumpulkan informasi, merawat, dan menyediakannya untuk dapat digunakan masyarakat (Sutarno, 2003:1).
 Sistem Informasi Perpustakaan
     Secara umum, informasi yang bermanfaat sebenarnya hanya bermakna kecil sebelum sampai dan dimanfaatkan oleh pengguna secara spesifik (Yusup, 2009: 355). Oleh karena itu, perpustakaan harus bisa bersaing dengan pesaing swasta serupa, misalnya toko buku, namun dengan tidak meninggalkan misi sosialnya. Pada zaman globalisasi, sulit untuk dapat memenangkan persaingan bisnis tanpa adanya strategi manajemen yang baik. Selain pengaturan manajemen internal dan organisasi dari perpustakaan, pemasaran juga merupakan salah satu aspek penting.
     Iklan atau promosi diperlukan sebagai jalan meraih hati masyarakat. Dalam menentukan sasaran iklan, wajib diingat bahwa hasilnya harus selalu dapat dikuantifikasikan, baik itu adalah sasaran jangka pendek, maupun jangka panjang (Hahn, 1999:2). Pengembangan strategi hendaknya berbasis riset, serta mencermati apa yang dilakukan pesaing maupun asosiasi dagang serupa.
Menciptakan Masyarakat Cinta Membaca
     Salah satu faktor terpenting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah pendidikan. Manusia yang berpendidikan, berpengetahuan luas, dan berbudi baik, dapat dijadikan melalui proses gemar membaca. Membaca merupakan sarana pembelajaran mandiri yang mudah dan sederhana. Sedangkan sumber bacaan yang lengkap dan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, salah satunya adalah perpustakaan.
     Keberadaan perpustakaan di Indonesia belum mendapat perhatian yang cukup dari masyarakat sekitar. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya kebiasaan dan minat masyarakat untuk membaca. Untuk itu terlebih dahulu harus diciptakan suatu kecintaan akan membaca dalam masyarakat. Jika kecintaan akan membaca telah menjadi kebiasaan rutin dan kebutuhan yang harus dipenuhi seperti layaknya kebutuhan akan sandang, pangan, atau papan, maka secara otomatis akan timbul kepedulian terhadap perpustakaan sebagai sumber yang dapat memenuhi kebutuhan mereka.
     Menciptakan masyarakat yang cinta membaca bukan hal yang dapat dilakukan secara instant. Perlu waktu yang cukup lama untuk bisa menanamkan kebudayaan gemar membaca. Seyogyanya, kebiasaan ini diajarkan sejak dini. Oleh karena itu, dalam menanamkan kebiasaan cinta membaca diperlukan peran dan kerja sama dari beberapa pihak, seperti keluarga, guru, para pustakawan, serta pemerintah. Dalam hal ini orang tua yang merupakan orang-orang terdekat anak, berpengaruh paling besar terhadap pembentukan karakter anak. Biasanya seorang anak kecil akan meniru apa saja yang dilakukan orang tuanya, termasuk jika orang tuanya gemar membaca atau membeli buku.
     Peran terbesar berikutnya adalah dari para guru, dosen, ataupun pendidik lainnya. Di sekolah, pendidik hendaknya memberikan tugas atau menggunakan metode pengajaran yang banyak menyuruh siswa mencari informasi sendiri dari berbagai sumber buku yang ada di perpustakaan. Mereka bahkan dapat diminta untuk membuat ringkasan dari buku yang dibaca. Pendidik juga harus dapat memberikan contoh yang baik, yaitu dengan rajin meminjam buku di perpustakaan sekolah.
     Selain itu para pustakawan diharapkan pula dapat membuat program-program dan tawaran yang dapat menarik minat pengunjung. Misalnya dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku di perpustakaan sekolah. Di lain pihak, pemerintah juga harus selalu memperhatikan perkembangan dan mendukung keberadaan perpustakaan-perpustakaan, terutama perpustakaan umum. Contohnya dengan memberikan subsidi pengembangan perpustakaan, memberikan software-software yang dapat mempermudah sistem pelayanan, misalnya dalam katalogisasi, dan lain sebagainya.
Menciptakan Masyarakat Cinta Menabung
     Di Indonesia, terutama di Kota Malang, perpustakaan belum bisa dimasukkan dalam kategori tempat yang gemar didatangi oleh masyarakat. Baik perpustakaan umum maupun perpustakaan sekolah yang telah dibuat sedemikian rupa untuk menarik minat pengunjung, juga tidak bisa menandingi ramainya toko-toko buku, Gramedia misalnya. Walaupun perpustakaan dan toko buku memiliki beberapa kemiripan fisik, yakni identik dengan tumpukan atau kumpulan buku dalam rak-rak yang tersusun rapi dan sistematis dalam suatu ruangan, keduanya mempunyai perbedaan fungsi yang mendasar.
     Apabila dipahami lebih lanjut, dapat diambil salah satu asumsi bahwa sebagian dari masyarakat yang sudah mulai cinta membaca, belum cinta menabung. Sehingga mereka lebih senang membelanjakan uangnya untuk membeli buku, bukan meminjam buku. Maka dari itu, toko-toko buku menjadi lebih laris ketimbang perpustakaan. Padahal dengan hanya meminjam buku di perpustakaan, mereka dapat menghemat uang sakunya berkali-kali lipat. Budaya menabung dan akal untuk memperoleh ilmu setinggi-tingginya dengan biaya serendah-rendahnya harus ditanamkan juga dalam kehidupan sehari-hari sejak dini. Dalam hal ini, keluarga lah yang paling berperan membentuk kepribadian anak menjadi suka menabung.
 Menciptakan Masyarakat Cinta Perpustakaan
     Selain upaya menciptakan masyarakat cinta membaca dan menabung dalam rangka membangun masyarakat cinta perpustakaan, usaha peningkatan kualitas perpustakaan itu sendiri merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Perpustakaan harus mempunyai nilai-nilai lebih yang dapat menarik minat pengunjung. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap perpustakaan dapat disebabkan akhibat minimnya pengetahuan mereka akan kedudukan perpustakaan.
     Banyak cara yang bisa dilakukan oleh perpustakaan untuk menarik minat masyarakat cinta perpustakaan, diantaranya dengan promosi perpustakaan lewat media publikasi umum, sistem pesan antar, dan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber informasi.


KRITIK
     Cerita dari sebuah daerah di Belitung, yakni di SD Muhammadiyah. Saat itu menjadi saat yang menegangkan bagi anak-anak yang ingin bersekolah di SD Muhammadiyah. Kesembilan murid yakni, Ikal, Lintang, Sahara, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani tengah gelisah lantaran SD Muhammadiyah akan ditutup jika murid yang bersekolah tidak genap menjadi 10. Mereka semua sangat cemas. SD Muhammadiyah adalah SD islam tertua di Belitung, sehingga jika ditutup juga akan kasihan pada keluarga tidak mampu yang ingin menyekolahkan anak-anak mereka. Di sinilah anak-anak yang kurang beruntung dari segi materi ini berada.
     Saat semua tengah gelisah datanglah Harun, seorang yang keterbelakangan mental. Ia menyelamatkan ke sembilan temannya yang ingin bersekolah serta menyelmatkan berdirinya SD Muhammadiyah tersebut. Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.
     Semua kejadian tersebut sangat menghiasi kehidupan kesepuluh anak yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Bu Mus yang meupakan guru terbaik yang mereka milikilah yang telah memberikan nama tersebut untuk mereka. Karena bu Mus tahu mereka semua sangat menyukai pelangi. Saat susah maupun senang mereka lalui dalam kelas yang menurut cerita pada malam harinya kelas tersebut sebagai kandang bagi hewan ternak. Di SD Muhammadiyah itulah Ikal dan kawan-kawannya memiliki segudang kenangan yang menarik.
     Seperti saat kisah percintaan antara Ikal dan A Ling. Awalnya Ikal disuruholeh Bu Mus untuk membeli kapur di tokoh milik keluarga A Ling. Ia jatuh cinta pada kuku A Ling yang indah. Ia tidak pernah menjumpai kuku seindah itu. Kemudian ia tahu bahwa pemilik kuku yang indah tersebut adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta padanya.  Namun, pertemuan mereka harus di akhiri lantaran A Ling pindah untuk menemani bibinya yang sendiri.
     Kejadian tentang Mahar yang akhirnya mnemukan ide untuk perlombaan semacam karnaval. Mahar menemukan sebuah ide untuk menari dalam acara tersebut. Mereka para laskar pelangi menari sperti orang kesetanan, hal tersebut dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah yang langkah dan hanya ada di Balitong, merupakan tanaman yang membuat seluruh badan gatal. Alhasil mereka pun menari layaknya orang yang tengah kesurupan. Namun berkat semua itu akhirnya SD Muhammadiyah dapat memenagkan perlombaan tersebut.
     Namun, pada uatu ketika datanglah Flo, seorang anak yang kaya pindahan ari SD PN, ia masuk dalam kehidupan laskar pelangi. Sejak kedatangan Flo di SD Muhammadiyah tersebut yang membawa pengaruh buruk bagi teman-temannya terutama Mahar, yang duduk satu bangku dengan Flo. Sejak kedatangan anak tersebut nilai Mahar seringkali jatuh dan jelek sehingga membuat bu Mus marah dan kecewa.
     Hari-hari mereka selalu dihiasi dengan canda dan tawa maupun tangis. Namun di balik semua kecerian mereka, ada seorang murid yang benama Lintang yakni anggota laskar pelangi yang perjuangannnya terhadap pendidikan perlu di acungi jempol. Ia rela menempuh jarak 80 km untuk pulang dan pergi dari rumahnya ke sekolah hanya untuk agar ia bisa belajar. Ia tidak pernah mengeluh meski saat perjalanan menuju sekolahnya ia harus melewati sebuah danau yang terdapat buaya di dalamnya. Lintang merupakan murid yang sangat cerdas. Terbukti saat ia, Ikal, dan juga Sahara tengah berada pada sebuah perlombaan cerdas cermat. Ikal dapat menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal,  dengan jawabannya yang membuat ia memenangkan lomba cerdas cermat.
     Namun sayang, semua kisah indah laskar pelangi harus diakhiri dengan perpisahan seorang Lintang yang sangat jenius tersebut. Lintangdan awan-kawan membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang menunjang yang akhirnya dapat membuat seseorang sukses maupun pintar, namun kemauan dan kerja keraslah yang dapat mengabulkan setiap impian. Beberapa hari kemudian, setelah perlombaan tersebut Lintang tidak masuk sekolah dan akhirnya mereka kawan-kawan Lintang dan juga bu Mus mendapatkan surat dari Lintang yang isinya, Lintang tidak dapat melnjutkan sekolahnya kembali karena ayahnya meninggal dunia. Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah kesedihan yang mendalam bagi anggota laskar pelangi.
     Beberapa tahun kemudian, saat mereka telah beranjak dewasa, mereka semua banyak mendapat pengalaman yang berharga dari setiap cerita di SD Muhammadiyah. Tentang sebuah persahabatan, ketulusan yang diperlihatkan dan diajarkan oleh bu Muslimah, serta sebuah mimpi yang harus mereka wujudkan. Ikal akhirnya bersekolah di Paris, sedangkan Mahar dan teman-teman lainnya menjadi seseorang yang dapat membanggakan Belitung.

Kritik
1.       Dalam novel Laskar Pelangi ini novelnya terlalu panjang sehingga para pembaca akan merasakn cepat bosan dan terlalu hambar,sebaiknya novel ini diceritakan lebih ringkas lagi agar para pembaca tidak terlalu bosan dengan membaca novel ini.
2.       Dalam novel ini tokohnya terlalu datar tidak ada perubahan tokok sehingga membuat bosan bagi pembaca,sebaiknya ada perubahan dalam penokohanya.
3.      Novel ini membuat para pembacanya mendapat sedikit kesulitan karena adanya Bahasa Melayu, adanya ungkapan dan khiasan dalam kalimat membuat cerita ini sedikit terasa sulit.

     Walupun terdapat beberapa kritik yang tidak mendukung novel ini,menurut saya novel ini     mempunyai tema yang bagus, memuat tentang pendidikan. Selain itu novel ini dapat membangkitkan kita agar tidak mudah putus asa jika ingin meraih mimpi. Mengajarkan kita agar baik terhadap teman sesama dan mau untuk saling membantu.



BIOGRAFI
Andrea Hirata (Penulis Novel)
     Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan.
     Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.
     “Andrea diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri bila penyanyi pujaannya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya,” ungkap Andrea.
Sedangkan Hirata sendiri diambil dari nama kampung dan bukanlah nama orang Jepang seperti anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja itulah, pria asli Belitong ini mulai menyandang nama Andrea Hirata. Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah menjadi pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa depannya.

     Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui Andrea cukuplah memperihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak. Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki dengan sebutan Laskar Pelangi.

     Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang hingga kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah. Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tak lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan Andrea. Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena motivasi dan hasil didikan Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada sekolah lain yang dikelola oleh PN Timah. Namun, Andrea tak berhak untuk bersekolah di sekolah tersebut karena status ayahnya yang masih menyandang pegawai rendahan.

     Tentang sosok Muslimah, Andrea menganggapnya sebagai seorang yang sangat menginspirasi hidupnya. Berkat Bu Muslimah, Andrea mendapatkan dorongan yang membuatnya mampu menempuh jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk menimba ilmu. Tak heran, ia sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai salah satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui Andrea karena sosok Bu Muslimah. Sejak kelas 3 SD, Andrea telah membulatkan niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah sebagai seorang guru. Sejak saat itu, Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar menulis cerita.

     Setelah menyelesaikan pendidikan di kampung halamannya, Andrea lantas memberanikan diri untuk merantau ke Jakarta selepas lulus SMA. Kala itu, keinginannya untuk menggapai cita-cita sebagai seorang penulis dan melanjutkan ke bangku kuliah menjadi dorongan terbesar untuk hijrah ke Jakarta. Saat berada di kapal laut, Andrea mendapatkan saran dari sang nahkoda untuk tinggal di daerah Ciputat karena masih belum ramai ketimbang di pusat kota Jakarta. Dengan berbekal saran tersebut, ia pun menumpang sebuah bus agar sampai di daerah Ciputat. Namun, supir bus ternyata malah mengantarkan dirinya ke Bogor. Kepalang tanggung, Andrea lantas memulai kehidupan barunya di kota hujan tersebut.

     Beruntung bagi dirinya, Andrea mampu memperoleh pekerjaan sebagai penyortir surat di kantor pos Bogor. Atas dasar usaha kerasnya, Andrea berhasil melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Merasakan bangku kuliah merupakan salah satu cita-citanya sejak ia berangkat dari Belitong. Setelah menamtkan dan memperoleh gelar sarjana, Andrea juga mampu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 Economic Theory di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, Inggris. Berkat otaknya yang cemerlang, Andrea lulus dengan status cum laude dan mampu meraih gelar Master Uni Eropa. Sekembalinya ke tanah air, Andrea bekerja di PT Telkom dan mulailah ia bekerja sebagai seorang karyawan Telkom. Kini andrea masih aktif sebagai seorang instruktur di perusahaan telekomunikasi tersebut. Selama bekerja, niatnya menjadi seorang penulis masih terpendam dalam hatinya. Niat untuk menulis semakin menggelora setelah ia menjadi seorang relawan di Aceh untuk para korban tsunami. Kondisi sekolah-sekolah yang telah hancur lebur lantas mengingatkannya terhadap masa lalu SD Muhamadiyah yang juga hampir rubuh meski bukan karena bencana alam. Ingatan terhadap sosok Bu Muslimah pun kembali membayangi pikirannya. Sekembalinya dari Aceh, Andrea pun memantapkan diri untuk menulis tentang pengalaman masa lalunya di SD Muhamadiyah dan sosok Bu Muslimah.

     Naskah setebal 700 halaman itu lantas digandakan menjadi 11 buah. Satu kopi naskah tersebut dikirimkan kepada Bu Muslimah yang kala itu tengah sakit, sedangkan sisanya dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya dalam Laskar Pelangi. Tak sengaja, naskah yang berada dalam laptop Andrea dibaca oleh salah satu rekannya yang kemudian mengirimkan ke penerbit. Bak gayung bersambut, penerbit pun tertarik untuk menerbitkan dan menjualnya ke pasar. Tepatnya pada Desember 2005, buku Laskar Pelangi diluncurkan ke pasar secara resmi. Dalam waktu singkat, laskar Pelangi menjadi bahan pembicaraan para penggemar karya sastra khususnya novel. Dalam waktu seminggu, novel perdana Andrea tersebut sudah mampu dicetak ulang. Bahkan dalam kurun waktu setahun setelah peluncuran, Laskar Pelangi mampu terjual sebanyak 200 ribu sehingga termasuk dalam best seller. Hingga saat ini, Laskar Pelangi mampu terjual lebih dari satu juta eksemplar.

     Penjualan Laskar Pelangi semakin merangkak naik setelah Andrea muncul dalam salah satu acara televisi. Bahkan penjualannya mencapai 20 ribu dalam sehari. Sungguh merupakan suatu prestasi tersendiri bagi Andrea. Terlebih lagi ia masih tergolong baru sebagai seorang penulis novel. Padahal Andrea sendiri mengaku sangatlah jarang membaca novel sebelum menulis Laskar Pelangi.  Sukses dengan Laskar Pelangi, Andrea kemudian kembali meluncurkan buku kedua, Sang Pemimpi yang terbit pada Juli 2006 dan dilanjutkan dengan buku ketiganya, Edensor pada Agustus 2007. Selain meraih kesuksesan dalam tingkat penjualan, Andrea juga meraih penghargaan sastra Khatulistiwa Literary Award (KLA) pada tahun 2007.
     Perasaan bangga dan bahagia semakin dirasakan Andrea tatkala Laskar Pelangi diangkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. Apalagi film laskar pelangi juga sempat ditonton oleh orang nomor satu di negeri ini, Susilo Bambang Yudhoyono.
     Menjadi seorang penulis novel terkenal mungkin tak pernah ada dalam pikiran Andrea Hirata sejak masih kanak-kanak. Berjuang untuk meraih pendidikan tinggi saja, dirasa sulit kala itu. Namun, seiring dengan perjuangan dan kerja keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses sebagai penulis memoar kisah masa kecilnya yang penuh dengan keprihatinan.





OTOBIOGRAFI

Dewi Lestari – Penulis Buku dan penyanyi

     Dewi Lestari adalah salah satu tokoh Indonesia yang sukses di bidang Musik dan juga sastra. Yang satu ini, wanita yang lahir di Bandung pada tanggal 20 Januari 1976 ini mengawali kisah suksesnya dengan menjadi penulis. Meluluskan sekolah di SMA Negeri 2 Bandung, Dee, sapaan akrabnya kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Parahyangan jurusan Hubungan Internasional. Latar belakang pendidikannya ini membuatnya fasih merangkai kata, yang kemudian mendorongnya menjadi seorang penulis dan juga penyanyi terkenal.

Kehidupan pribadi
     Dee terlahir sebagai anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Yohan Simangunsong dan Turlan br Siagian (alm). Marcell Siahaan merupakan suami pertama Dee. Mereka menikah pada tanggal 12 September 2003. Setahun kemudian putra pertama mereka lahir dan diberi nama Keenan Avalokita Kirana. Nama putranya diabadikan Dee sebagai salah satu karakter utama dalam novel terkenalnya yang berjudul Perahu Kertas.
     Pernikahan ketiga. Tidak lama melajang, Dee kemudian menikah lagi pada tanggal 11 Nopember 2008 di Sydney. Suami keduanya bernama Reza Gunawan dan dari hasil pernikahannya ini, mereka mempunyai seorang putri bernama Atisha Prajna Tiara (23 Oktober 2009).

Karir Menulis
     Menulis merupakan hobi Dee. Trilogi supernova merupakan karyanya yang membuatnya menjadi novelis handal di kancah perbukuan Indonesia. Sebelumnya ia memang belum dikenal masyarakat, padahal sebelum melesat lewat group vocal Rida Sita Dewi, tokoh Indonesia ini sudah menulis sejak SMA. Ia sering mengeluarkan tulisan yang dimuat di berbagai media masa. Karya cerpennya yang dimuat pada tahun 1993 yaitu di Jendela Newsletter. Selain itu ada juga di Majalah Mode, serta menjadi juara pertama lomba menulis cerpen di majalah Gadis.
     Tahun 2001, era keemasan dalam karir menulisnya mencapai puncak saat ia merilis novel sensasionalnya, Supernova Satu: Ksatria, Puteri dan bintang Jatuh. Novel ini dirilis tanggal 16 Februari 2001. Penjualan novelnya menembus angka 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan mencapai kurang lebih 75.000 eksemplar. Dee yang cerdas menyisipkan banyak sekali istilah sains dalam novelnya padahal novelnya bergenre romance.
     Kesuksesan Supernova Satu tidak hanya di Indonesia. Ia menjadi tokoh dunia ketika novelnya diterjemahkan kedalam bahasa Inggris oleh Harry Aveling, seorang penulis dan penerjemah asal Australia. Selain itu, berkat novel ini pula Dee menjadi salah satu nominator Khatulistiwa Literary Award (KLA) ysng merupakan salah satu penghargaan buku terpopuler di Indonesia.

     Sekuel kedua Supernova menguang sukses novel terdahulu. Novel berjudul Akar ini rilis pada tanggal 16 Oktober 2002. Walaupun ada sedikit insiden karena pemasangan simbul suci agama Hindu dalam cover bukunya. Namun setelah permasalahan ini selesai, Dee melanjutkan Supernova ke sekuel selanjutnya. 

     Tiga tahun kemudian, sekuel terakhir Supernova terbit. Novel dengan judul Petir ini mengikuti sukses dua sekuel terdahulu. Kisah di novel ini masih terkait dengan dua novel sebelumnya. Hanya saja ia memasukkan 4 tokoh baru dalam Petir, salah satunya adalah Elektra, tokoh sentral yang ada di novel tersebut
     Karya Dee yang merupakan salah satu inovasi di dunia perbukuan Indonesia adalah paduan fiksi dan musik dalam buku sekaligus album Rectoverso. Buku ini terbit pada Agustus 2008. Ini adalah mahakarya unik dan pertama di Indonesia. Rectovirso merupakan hibrida dari fiksi dan musik, terdiri dari sebelas cerita pendek dan sebelas lagu yang bisa dinikmati secara terpisah
maupun bersama–sama. Keduanya saling melengkapi bagaikan dua imaji yang seolah berdiri sendiri tapi sesungguhnya merupakan satu kesatuan. Inilah cermin dari dua dunia Dewi lestari yang ia ekspresikan dalam napas kreatifitas tunggal bertajuk Rectoverso. Cerpen yang paling terkenal dari buku ini adalah Malaikat Juga Tahu yang mengisahkan cinta seorang ibu kepada anaknya yang menderita autisme. Cerpen ini juga disajikan dalam sebuah lagu, dengan kisaah dan judul yang sama.
     Novel yang lebih sensasional karya Dee dan juga difilmkan tahun 2012 adalah Perahu Kertas. Novel ini diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2009. Naskah novel ini sendiri sudah tersebar luas di internet namun tanpa bab terakhir. Namun walaupun begitu, para fans tetap menunggu-nunggu novelnya terbit karena ingin mengetahui bagaimana kisah akhir antara Kugi dan Keenan.
     Melalui kisah kepenulisannya, Dee juga dianugerahi A Playful Mind Award (2003) dan dinobatkan menjadi salah satu Generasi Biang Extra Joss (2004). Dee terlebih dahulu dikenal  sebagai penyanyi rekaman dan penulis lagu. Dee juga tercatat sebagai penulis skenario untuk film adaptasi novelnya, Perahu kertas.

Karir Menyanyi
     Selain sebagai penulis buku, pada saat bersamaan Dee juga menekuni bidang tarik suara. Musik merupakan kegemarannya dari kecil selain menulis. Ia juga mewarisi bakat dari ayahnya yang belajar piano secara otodidak. Dalam dunia musik, namanya dikenal setelah ia bergabung dalam sebuah grup musik Rida Sita Dewi (RSD).
     RSD terbentuk atas prakarsa Ajie Soetama dan Adi Adrian pada tahun 1994 yang beranggotakan Rida Farida, Sita Nursanti, dan Dewi Lestari. Bersama grup ini, Dee meluncurkan beberapa album yaitu Antara Kita (1995), Bertiga (1997), The Best Of Rida Sita Dewi (2002). Beberapa lagu terkenal RSD adalah Kepadamu, Tak perlu memiliki, Ketika Kau Jauh dan Terlambat Bertemu.
     Karir solo Dee di bidang musik diawali oleh album berbahasa Inggris berjudul Out Of Shell di tahun 2006. Dua tahun kemudian, album hibrida dari fiksi dan musiknya, Rectoverso. Ada sebelas lagu didalam album ini. Lagu yang dirilis pertama adalah Malaikat Juga Tahu dan juga menjadi lagu yang paling terkenal.






MEMOAR
Soe Hok Gie - Aktivis
     Soe Hok Gie (17 Desember 1942–16 Desember 1969) adalah salah seorang aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969.

     Soe Hok Gie menamatkan pendidikan SMA di Kolese Kanisius. Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam bahasa Mandarin.

     Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983).

     Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Dia adik kandung Arief Budiman atau Soe Hok Djin, dosen Universitas Kristen Satya Wacana yang juga dikenal vokal dan sekarang berdomisili di Australia.

     Hok Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995).

     Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera Merah. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997).

     Sebagai bagian dari aktivitas gerakan, Soe Hok Gie juga sempat terlibat sebagai staf redaksi Mahasiswa Indonesia, sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa angkatan 66 di Bandung untuk mengkritik pemerintahan Orde Lama.

     Hok Gie meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis, di puncak Gunung Semeru akibat menghirup asap beracun gunung tersebut.

     John Maxwell menulis biografi Soe Hok Gie dengan judul Soe Hok Gie - A Biography of A Young Indonesian Intellectual (Australian National University, 1997).

     Pada tahun 2005, catatan hariannya menjadi dasar bagi film Gie





CATATAN HARIAN
Selasa, 22 Oktober 2013
     Hari ini tubuhku terasa lelah. Mungkin seringnya bolak-balik ke kampus jadi faktor utama. Bagaimana tidak, jam 6 pagi aku harus sudah berangkat naik motor dari rumah. Belum lagi harus menempuh perjalanan sejauh 37 km dan 1 jam perjalanan untuk sampai ke kampus Universitas Wiralodra. Dan itu dilakukan selama 5 kali dalam seminggu. Banyak teman-teman yang menyarankan untuk ngekost, tetapi aku lebih memilih untuk pulang pergi aja, karena sensasi di jalan pantura itu lebih terasa. Banyak di jalan banyak pengalaman. Selain itu, jadwal mata kuliahnya juga masih bisa ditangani, ngga ada yang pulang jam 6 sore. Jadi, aku pasti bisa melewati semester pertama ini dengan status pulang pergi (pp).

Rabu, 23 Oktober 2013
     HAPPY BIRTHDAY TO ME... Ya, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-20 tahunan. Tak terasa umurku terus bertambah dan bertambah. Banyak sekali teman-teman yang mengucapkan dan mendo’akan baik lewat telepon, sms, facebook, twitter, whatsapp, line, maupun secara langsung.
     Disetiap hari ulang tahunku, aku tak pernah dapat yang spesial dari orang yang spesial. Hanya ucapan dan do’a dari keluarga dan teman-teman semualah yang membuatnya jadi terasa spesial, lebih istimewa buat semangat hidupku dihari ini, esok, dan nanti... :’) 

Kamis, 24 Oktober 2013
     Hari yang cukup melelahkan, tapi menyenangkan. Dimulai dari jam 10 pagi kondangan ke teman SMP yang hari ini merit. Kemudian jam 12 siangnya harus berangkat kuliah. Selesai kuliah jam 4 sore langsung disuruh  anak-anak buat maen futsal di Bajri Square. Lumayan, bisa mencetak 4 gol, hehehe... selesai maen futsal sekitar jam 6 sore. Dengan bergegas langsung pulang ke rumah karena harus kondangan lagi ke temen waktu SD dulu. Kondangan melulu ya, lah aku kapan dikondanginnya?
     Ya beginilah punya banyak teman akrab, mau tidak kondangan juga tidak enak. Tapi aku menikmati semua ini. Punya banyak teman itu menyenangkan. Punya banyak pengalaman berharga yang didapat. Aku sayang kalian my friends... *kecup satu-satu*

Jum’at,  25 Oktober 2013
     Karena rambutku sudah terlalu panjang, aku memutuskan untuk memotong rambut di Asgar. Teman sekelasku, Amin, aku bawa sebagai modelnya. Model rambut Strip Acak yang aku mau. Dan kepalapun jadi terasa lebih enteng, hahaha...

Sabtu, 26 Oktober 2013
     BBM oh BBM... pengguna Android dalam 3 hari ini sedang hangat-hangatnya membicarakan BBM. Ini bukan BBM (Bahan Bakar Motor) buat kendaraan tapi BBM (BlackBerry Messenger) buat hape. Pengguna hape Android dan Iphone patut berbahagia karena BBM-an ngga cuma milik pengguna hape BB saja, hahaha. Pemilik hape BB sudah tidak ekslusif lagi euy.. Belum lagi BB dikabarkan akan gulung tikar dalam beberapa tahun ke depan. Malang nian nasibmu hape BB...

Minggu, 27 Oktober 2013
     Seharian ini sibuk banget sama yang namanya tugas. Emang lagi banyak banget tugas. Setiap mata kuliah pasti ada tugas. Mau tidak mau ini mata diforsir dari pagi ngadepin laptop. Pegel? Jangan ditanya lagi.. Tapi aku tetap semangat dalam menjalaninya. Kasihan sih sebenarnya sama facebook dan twitter, dari pagi jadi jarang dimaenin. Sabar ya, Cuma hari ini aja kok... J
     Pokoknya seharian ini ngga ada yang namanya jalan-jalan, ngga ada yang namanya cuci mata, ngga ada yang namanya jemput cewe (emang aku ngga punya cewe sih). Cuma tugas yang jadi prioritas aku saat ini.

Senin, 28 Oktober 2013
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia..
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia..
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia..
     Selamat hari Sumpah Pemuda... semoga pemuda-pemudi  jaman sekarang lebih bisa berprestasi lagi demi membangun bangsa dan negara. MERDEKA!!!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Karya Sastra Non Imajinatif"

Posting Komentar