Sinopsis Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini



Sinopsis Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini - Selamat malam, selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini yang diterbitkan pertama kali oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 1986.

Bu Suci adalah seorang guru di sebuah desa di Purwodadi. Ia adalah seorang guru yang bijak dan sangat mencintai keluarganya. Namun, karena pekerjaan suaminya, bu Suci dan keluarga terpaksa pindah ke kota Semarang. Di sana ia tinggal dengan suami dan ketiga anaknya serta dengan bibinya yang menjaga anak-anak bu Suci.

Bu Suci mempunyai seorang suami yang sangat pengertian terhadap keluarganya. Ia selalu mendukung apa saja yang bu Suci lakukan selama itu benar. Ia pun berniat untuk mencari pekerjaan sebagai guru kembali, karena ia sudah sangat rindu dengan pekerjaannya itu. Hingga suatu saat ia mengantarkan anaknya ke sekolah dan ia pun mendapat pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah dasar di mana anaknya bersekolah.

Hari pertama mengajar dilalui bu Suci dengan baik. Namun, ia mulai merasa ada suatu kejanggalan yang terjadi pada kelas tersebut. Sebisa mungkin bu Suci tidak pernah mencampurkan persoalan pribadi dengan persoalan di dalam pekerjaannya. Ia berusaha profesional dengan bisa membagi waktu, agar anak-anaknya tidak pernah merasa kehilangan sosok ibu dalam dirinya.

Hari-hari berikutnya dilalui bu Suci dengan mulus pula, namun sekarang ia mulai mengerti apa yang mengganjal di dalam pikirannya. Seorang murid bernama Waskito ternyata telah menarik perhatiannya. Setiap kali ditanya tentang murid tersebut, semua anak seolah terdiam dan tidak ingin memberi jawaban pada bu Suci.

Namun, akhirnya bu Suci pun mendapat jawaban atas semua yang terjadi. Ternyata muridnya yang bernama Waskito tersebut salah satu murid yang nakal, dan selalu membuat keonaran. Semua murid yang ada di kelas segan padanya, mereka takut jika bermasalah dengannya. Menurut cerita yang ada, Waskito seringkali memukul dan menjahili temannya yang ada di kelas tanpa sebab apa pun atau mereka merasa tidak pernah berbuat sesuatu yang membuat Waskito marah. Entah kenapa bu Suci merasa ada hal yang perlu ia selesaikan dan ia ingin terlibat jauh pada masalah itu. Dorongan hati yang kuat membuat bu Suci semakin ingin membantu Waskito menyelesaikan masalahnya.

Sementara itu, anak kedua bu Suci telah divonis oleh dokter mengidap penyakit ayan, sehingga kesehatannya perlu dijaga serta ia tidak boleh banyak beraktivitas. Semua cobaan seolah tengah menghadang pada bu Suci. Di sisi lain ia ingin sekali berada di kelas serta mengetahui perkembangan muridnya yang nakal tersebut, namun di sisi lain ia harus bersusah payah mengantar anaknya ke rumah sakit untuk berobat.

Akhirnya bu Suci pun mendatangi kediaman kakek dan nenek Waskito untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Ia pun mendapatkan informasi bahwasannya Waskito sebenarnya merupakan anak yang baik, namun karena perilaku orang tuanya yang memperlakukannya dengan tidak baik maka ia pun menjadi murid yang nakal. Neneknya mengatakan bahwa ayahnya seringkali memukul Waskito tanpa alasan yang jelas jika Waskito melakukan suatu kesalahan tanpa memberikan pengarahan yang baik, yang seharusnya Waskito perbuat, sementara ibunya selalu memanjakannya sehingga Waskito tidak pernah tahu mana yang baik dan buruk. Selama tinggal bersama neneknya ia menjadi anak yang tahu aturan dan menjadi disiplin, namun setelah orangtuanya memintanya kembali, maka ia kembali menjadi anak yang nakal dan selalu menjahili teman-temannya.

Bu suci mencoba membantu permasalahan yang dihadapi oleh Waskito. Seringkali ia memperhatikan semua perilaku Waskito, dan ia perlahan mencoba mendekati Waskito. Ia meminta Waskito untuk mengantar makanan pada anak keduanya yang sakit tersebut. Bu suci mencoba menggambarkan pada Waskito bahwa ia masih beruntung diberi kesehatan sehingga ia tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak berguna untuk hidupnya. 

Bu Suci juga memberi kepercayaan pada Waskito untuk membuat sesuatu, hingga pekerjaan yang dilakukan Waskito dan kelompoknya mendapat penghargaan dari teman-temannya. Waskito dibuat ada keberadaannya oleh bu Suci. Selama ini semua murid yang ada di kelas menganggap Waskito hanya sebagai biang onar dan keributan sehingga keberadaanyya tidak diinginkan dan dibutuhkan. Namun, sekarang bu Suci mencoba membuat semua hal tersebut musnah.

Kini Waskito tinggal bersama bibinya, sehingga sedikit demi sedikit ia mulai mendapatkan pelajaran tentang sebuah kasih sayang. Terutama dari keluarga bibinya, yang selalu rukun meskipun keadaan ekonomi mereka sulit. Bahkan mereka kadang harus berbagi makanan. Namun Waskito senang tinggal di sana. Lantaran di sana ia mendapat pengajaran tentang sopan santun dan kasih sayang. Ibu Suci merasa lega dengan semua perubahan yang mulai Waskito tunjukkan.

Namun suatu hari ia kembali mengamuk lantaran ada seorang yang menghina tanaman yang ia tanam, padahal maksud temannya tersebut hanya sekedar gurauan belaka. Waskito sampai membawa Cutter yang diacungkan ke udara, namun dengan berani bu Suci merampas Cutter tersebut dari tangan saat Waskito lengah. Tanpa memikirkan sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Entah kenapa ia yakin bahwa Wasktito tidak akan sanggup untuk menggunakan senjata tajam tersebut. 

Semua guru di sekolah tersebut sepakat untuk mengeluarkan Waskito dari sekolah karena sikap Waskito sudah keterlaluan. Namun bu Suci dengan segenap hati meminta agar diberi waktu untuk membimbing Waskito, jika ia gagal jabatannya sebagai guru rela jika harus dicabut. Ia pun menekankan kepada Waskito bahwa bu Suci percaya bahwa Waskito akan mengubah sikapnya karena selain ia yang harus pindah, jabatan bu Suci sebagai guru juga dipertaruhkan untuknya.

Sejak saat itu bu Suci dan Waskito semakin dekat dan akhirnya sedikit demi sedikit Waskito mau berbagi cerita dan mau untuk menerima nasihat bu Suci. Akhir semester Waskito naik kelas dan keluarganya sangat berterima kasih karena mereka tidak menyangka bahwa Waskito dapat mengubah sikapnya dan dapat naik kelas pula. Waskito dan keluarga bu Suci pun berlibur ke desa mereka di Purwodadi sesuai dengan janjinya kepada Waskito. Sejak bertemu dengan Waskito, bu Suci merasa hatinya telah dipertemukan dengan hati Waskito dan sejak saat itu pula keprofesionalisme yang bu Suci gunakan dalam memisahkan urusan pekerjaan dan rumah tangga tak bercampur lagi semenjak kedatangan Waskito.

Itulah tadi sinopsis novel Pertemuan Dua Hati karya Nh. Dini. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh. Dini"

Posting Komentar