Novel Kerudung Merah Kirmizi karya Remy Sylado pertama kali diterbitkan tahun 2003 oleh penerbit Kepustakaan Populer Gramedia.
Jakarta, di penghujung era Orde Baru, adalah kota yang berdenyut dengan ambisi dan ketidakpastian. Di tengah hiruk-pikuknya, Myrna Andriono menjalani hidup sebagai penyanyi di sebuah klub malam, berjuang membesarkan dua anaknya setelah ditinggal mati suami yang seorang pilot. Meskipun pekerjaannya kerap dipandang sebelah mata, Myrna tetap teguh menjaga martabat dan kasih sayangnya sebagai seorang ibu.
Suatu malam, di tengah gemerlap lampu klub, Myrna bertemu dengan Luc Sondak, seorang dosen paruh baya asal Bali. Pertemuan itu menjadi awal dari kisah cinta yang perlahan tumbuh di antara keduanya. Luc, dengan ketenangan dan kebijaksanaannya, mampu melihat ketulusan dan kekuatan dalam diri Myrna, sementara Myrna menemukan kedamaian yang telah lama hilang dalam kehadiran Luc.
Namun, cinta mereka tidak berjalan mulus. Luc memiliki sebidang tanah di Bali yang menjadi incaran Oom Sam, seorang pengusaha licik yang tak segan menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Dengan memanfaatkan koneksi dan kekuasaan, Oom Sam berusaha merebut tanah tersebut, bahkan jika itu berarti mencelakai Luc dan orang-orang di sekitarnya.
Di sisi lain, Winata, seorang polisi yang juga teman masa kecil Myrna, diam-diam menyimpan perasaan terhadapnya. Kehadiran Winata menambah kompleksitas hubungan antara Myrna dan Luc, menciptakan ketegangan yang tak terelakkan. Sementara itu, Laksmi, putri Luc yang aktif dalam gerakan mahasiswa, turut terlibat dalam perjuangan melawan ketidakadilan yang merajalela.
Ketika ancaman dari Oom Sam semakin nyata, Myrna dan Luc harus membuat keputusan sulit. Mereka memilih untuk menghadapi bahaya demi mempertahankan cinta dan keadilan. Dengan dukungan dari Laksmi, Winata, dan Emha, seorang aktivis yang juga sahabat mereka, mereka merancang strategi untuk melawan kekuasaan yang menindas.
Pertarungan mereka bukan hanya tentang mempertahankan tanah atau cinta, tetapi juga tentang melawan sistem yang korup dan tidak adil. Dalam prosesnya, mereka menyadari bahwa kekuatan sejati terletak pada solidaritas dan keberanian untuk melawan ketidakbenaran.
Akhirnya, melalui perjuangan yang panjang dan penuh pengorbanan, mereka berhasil mengungkap kejahatan Oom Sam dan membawanya ke pengadilan. Kemenangan ini bukan hanya milik mereka, tetapi juga simbol harapan bagi masyarakat yang selama ini tertindas.
"Kerudung Merah Kirmizi" bukan sekadar kisah cinta, tetapi juga refleksi tentang perjuangan, keberanian, dan harapan di tengah ketidakadilan. Melalui narasi yang mendalam dan karakter yang kuat, Remy Sylado mengajak pembaca untuk merenungkan makna cinta dan keadilan dalam kehidupan.
0 Response to "Sinopsis Novel Kerudung Merah Kirmizi karya Remy Sylado "
Posting Komentar