Sinopsis Novel Hati Yang Damai Karya Nh. Dini



Sinopsis Novel Hati Yang Damai Karya Nh. Dini - Selamat malam, selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis novel Hati Yang Damai karya Nh. Dini yang pertama kali diterbitkan oleh Pustaka Jaya pada tahun 1961.

Dati adalah istri dari seorang penerbang yang bernama Wija. Besuamikan seorang penerbang memiliki pengalaman batin tersendiri bagi Dati karena suaminya selalu berdampingan dengan maut, dan bagaimana dia ingin menyelamatkan suaminya dari tangan maut dengan cinta. Tapi dia sadar tidak mungkin bisa menyelamatkan suaminya. Dia hanya bisa berdo’a dan berharap kalau suaminya akan kembali dengan selamat. Sebab dia menikah dengan Wija hanya rasa wajib jadi seorang istri.

Dati masih menyimpan cinta yang lain. Dia berselingkuh dengan mantan pacarnya sewaktu main musik di kota yang bernama Sidik. Dia juga dekat dengan Nardi. Tapi Dati memutuskan cinta segitiga ini dengan menikahi Wija, sosok lelaki yang dia anggap sebagai suami yang cocok buatnya.

Perkenalan Dati dengan Wija diawali ketika ada suatu pameran model pesawat yang diadakan oleh pandu-pandu udara. Bersama rombongan regunya, Dati selalu berusaha untuk tidak melewatkan kesempatan-kesempatan seperti itu. Dati tidak pernah mengetahui siapa namanya sampai beberapa minggu kemudian.

Setelah sekian lama tak bertemu, siang itu Dati baru pulang dari kerja, dia belum sempat makan ketika dia mendengar ada seseorang yang memanggil namanya di depan pintu. Lalu Dati membuka pintu dan ternyata Wija ada di sana. Dia baru pulang dari Bali.

Wija mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya dan dia melamar Dati. Akhirnya mereka menikah setelah dua bulan Wija lulus dari pendidikan. Mereka mendiami asrama bersama kawan-kawan yang lain. Di antara mereka ada yang sudah berkeluarga, ada juga yang masih bujang. Selang beberapa tahun mereka mempunyai dua anak, Atni dan Anto.  

Asti adalah istri dari kakak Dati yang biasa dipanggil dengan Mas Jat. Karena sama-sama sibuknya dan Asti sering ditinggal Mas Jat keluar kota, akhirnya Asti juga memiliki cinta yang lain. Ia sering jalan dengan pejabat-pejabat tinggi dan salah satunya adalah Sidik.

Setelah beberapa bulan menikah ayah Wija meninggal. Pada saat pemakaman ada seorang perempuan cantik tiba-tiba muncul mendekati Wija dengan tersenyum. Teryata perempuan itu adalah ibu Wija yang meninggalkannya sewaktu masih kecil demi meneruskan usaha ayahnya di Sumatera. Semenjak itulah kebahagiaan mereka lenyap. Ibunya pindah ke Sumatera dan hidup di sana tanpa menerima surat cerai dari suaminya. Ayah Wija kembali ke Denpasar. Wija tumbuh dengan segala cintanya terhadap ayahnya.

Wija baru mengetahui semua itu ketika dia menengok ayahnya yang sedang sakit keras, kemudian beberapa hari lagi datang kepada Dati. Sebenarnya Wija tidak ingin menceritakan semuanya karena dia tidak ingin mengulangi kesedihan dan tidak mau dikasihani.

Dati kembali ke Jakarta beberapa hari kemudian. Ada hal-hal yang dia dengar. Pendaratan pasukan Pemerintah Pusat sudah dilakukan di Padang. Dia bertanya-tanya di mana suaminya sekarang. Beberapa orang mengatakan, bahwa sebagian regu dipindahkan ke pangkalan di Palembang, sebagian lagi masih di Medan.

Sesudah sebulan ditinggal Wija, akhirnya Dati agak tenang. Dia Keluar berbelanja ke kota dengan Sus dan kawan-kawan suami serta anak-anaknya. Kadang-kadang dia ke bioskop dengan Sidik dan Atni jika ada film anak-anak. Sidik tampak terkejut ketika mendengar tentang kematian Asti. Ketika kecelakaan itu terjadi, dia sedang kongres di Surabaya.

Dati mendengar  ada jib berhenti di depan rumahnya. Tapi dia tidak berdiri dari kesibukannya. Dia kira salah satu dari kawan-kawan suaminya yang ada di kompleks asrama utara. Biasanya mereka datang beramai-ramai untuk membawa anak-anaknya keliling lapangan, atau kemudian duduk di teras bermain kartu atau gitar.

Ternyata yang datang adalah Nardi. Dati terdiam memandangnya. Nardi berdiri di depan Dati dengan senyum amat menyenangkan. Tangannya diulurkan kepada Dati. Darah Dati disirap memanasi muka. Tapi Dati segera menyambut tangannya. Nardi menggenggam tangan Dati dalam kedua tangannya sambil masih tersenyum memandangi Dati. Dati, setelah agak bisa menguasai perasaan, kemudian membalas senyumnya Nardi. Wajahnya Nardi adalah wajah yang tenang, yang memberi kepercayaan bagi kedamaian.

Nardi memandang kedua anak Dati yang duduk di arah radio bersama pengasuhnya. Lalu dia bercerita. Dia kini menjadi dokter di Angkatan Laut. Dia bertemu suami Dati dalam rapat perwira. Dia melihat foto Dati dan anak-anaknya. Lalu berjanji akan datang ke rumah. Dati mengikuti ceritanya dengan diamnya. Dati memandangi wajahnya, dia merasa ada kesamaan orang itu dengan suaminya. Kemudian Dati menemukannya: ketenangan dan kedewasaan yang menyeluruh wajah keduanya. Pengucapannya sangat mengelakkan ketika pandangannya bertemu dengan mata Dati.

Wija menitipkan sebuah surat yang berisikan bahwa beberapa hari lagi dia akan pulang. Dia juga berkata jika banyak regunya yang pindah ke timur, berpangkalan di Ambon. Pada akhir suratnya itu dia berkata bahwa Dokter Nardi itu sangat baik kepadanya. Dia juga mengatakan bahwa Dati kenal dia. Sebab itulah suratnya dia berikan kepada Nardi. Kalau Dati memerlukan apa-apa, minta sajalah kepada Nardi.

Pada suatu hari Dati tak bisa tidur. Suara pesawat yang mendarat dan berangkat dengan tiba-tiba, suara jib dan mobil mondar-mandir. Dati berpikir pasti terjadi sesuatu. Tiba-tiba jib berhenti di depan rumah, ternyata Harja yang berpakaian lengkap dinas jaga malam. Tangannya yang panjang merangkul bahu Dati sambil berkata membujuk Dati agar segera tidur.

Ternyata pesawat Kapten Suwandi hilang. Hati Dati seperti ditusuk sesuatu. Harja dan Dati berpandangan dengan kaku. Dati merasa pusing dan menarik napas panjang. Dati merasa lantai rumahnya bergoyang. Dati berpegang ke lengan Harja. Dati pergi ke dokter seorang diri. Setelah selesai Dati melihat dokter tersenyum. Ternyata Dati baru hamil dua bulan. Wija memang menginginkan memiliki tiga orang anak.

Malam itu Dati keluar dan duduk di kursi panjang. Dati memandang ke semua tempat dengan pikiran yang kosong. Tiba-tiba terdengar suara seseorang berkata, ternyata itu Sidik. Sayup dan beningnya suara itu menyelinap hati Dati. Dan akhirnya Dati tenggelam dalam lorong hitam. Dati merasa menjadi istri terkutuk karena mengingkari kesetiaan dan kecintaan suaminya. Sudah empat hari Dati menunggu kabar suaminya. Mereka masih mencari keberadaan pesawat yang jatuh. Asrama kosong, yang ada hanya perempuan, anak-anak, dan para penjaga.

Ada sebuah mobil datang, Dati sudah tahu itu siapa. Kemudian mendekati Dati tapi Dati membuang muka dan menghindari bibirnya. Tiba-tiba Dati muak ingin muntah, Dati jijik melihatnya. Dati benci. Perasaan yang tak pernah timbul kini mencuat dari dalam hati Dati. Tapi dia memegang tangan Dati kuat-kuat. Dati harus lepas. Dati mau melepaskan dirinya.

Dati melihat Nardi berdiri di depan pintu, kemudian seorang lagi Wija. Dati terpaku. Dati melihat Wija tegap, utuh. Tangannya diikat ke leher oleh selembar kain putih, lalu beberapa luka kecil di mukanya.

Seketika Dati ingin lari kepadanya dan memeluknya tapi tangannya masih dipegang oleh Sidik. Dati memandang Nardi, matanya meneriakkan kebencian yang tak terhingga ke arah Sidik. Di sinilah mereka kini ketiga-tiganya, dengan masing-masing kepribadian yang berbeda saling berusaha memiliki Dati, istri yang tak setia.

Wija berkata bahwa dia tahu kalau Dati masih mencintai mereka. Tapi Wija juga tahu bahwa mencintai itu memang mudah. Untuk saling mengerti itu sukar. Wija berjanji kepada Dati kalau dia akan kembali, kini dia kembali. Kepada siapa lagi Wija datang, hanya Dati dan anak-anaknya yang dimiliki Wija.

Wija dan Dati berpandangan, pertanyaan Wija sangat menyedihkan hati Dati. Dati menutupkan jari-jari tangannya ke bibirnya, dan memeluknya. Dati merapatkan kepalanya ke dada Wija dengan terisak. Sebuah kekuatan yang sejuk mengaliri perasaannya. Kemudian Dati menyadari kedamaian dan ketenangan yang dibawa Wija kepadanya. Dati mencintainya. Lalu Dati mencium jari-jari tangan suaminya yang luka, yang tidak masuk dalam balutan.

Itulah tadi sinopsis novel Hati Yang Damai karya Nh. Dini. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Novel Hati Yang Damai Karya Nh. Dini"

Posting Komentar