Sinopsis Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang



Sinopsis Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang - Selamat malam, selamat berjumpa lagi dengan blog MJ Brigaseli. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sinopsis novel Merahnya Merah karya Iwan Simatupang yang diterbitkan pertama kali oleh Toko Gunung Agung pada tahun 1968.

Tokoh Kita ini mempunyai sejarah yang cukup panjang. Sebelum meletusnya revolusi fisik, Tokoh Kita ini adalah seorang calon rahib. Selama revolusi, dia merupakan seorang komandan kompi. Di akhir revolusi, dia menjadi algojo pemancung kepala pengkhianat-pengkhianat. Akhirnya sesudah revolusi, dia masuk rumah sakit jiwa.

Kini ia menjadi gelandangan, ketika revolusi bersenjata dulu dia tahan tak makan berminggu-minggu lamannya. Keriuhan lalu lintas dan gambaran manusia ramai sekelilingnya memenuhi perutnya dengan kehidupan kota, uap peradaban manusia modern, yang membuatnya sanggup untuk menangguhkan rasa lapar dan sakit berlarut-larut.

Borok di pergelangan kaki membuatnya tak kuat berjalan. Boroknya itu dulu hanyalah gores kecil dari dahan belukar, ketika ia mengantarkan Fifi ke perkampungan kaum gelandangan.  Fifi adalah seorang gadis berusia 14 tahun, yang karena keganasan suatu gerombolan yang membuatnya menjadi seorang gadis yatim piatu dan tidak punya tempat tinggal. Akhirnya membuat dirinya terpaksa menjadi seorang pelacur kelas teri untuk bertahan hidup. Namun tak berselang ia kena razia. Setelah keluar dari kantor polisi, Fifi ditolong oleh Tokoh Kita dan dibawa ke Maria.

Maria adalah salah satu orang yang mempunyai perhatian lebih terhadap Tokoh Kita. Maria memang orang yang galak, tetapi sebenarnya berhati baik. Di komunitas kaum gelandangan, ia dianggap sebagai ibu dari sekian para wanita di komunitas itu. Maria selalu bersedia menolong orang-orang yang berada dalam kesusahan. 

Maria sebelumnya bercita-cita menjadi perawat. Namun karena takut dengan darah, cita-citanya dia tanam dalam hati. Batal menjadi perawat, Maria menjadi pelayan sebuah restoran Katolik. Akan tetapi, di restoran ini ia mengalami nasib sial. Ia diperkosa oleh seseorang yang tak dikenal. Akhirnya, seminggu setelah kejadian itu, ia keluar dari restoran setelah menyaksikan seorang pastor bunuh diri.

Pada awalnya Maria tak bersedia menerima Fifi untuk tidur bersamannya. Namun karena ia terus didesak oleh Tokoh Kita dan ia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa kalau Tokoh Kita yang berbicara, akhirnya ia mau menerima Fifi. Maria memiliki perasaan yang sangat khusus terhadap Tokoh Kita, namun ternyata Tokoh Kita tidak memiliki perasaan yang sama terhadap Maria.

Kedekatan Tokoh Kita dan Fifi membuat hubungan Maria dengan Tokoh Kita menjadi sering tidak mesra, padahal sebelumnya mereka sangat mesra. Maria mulai uring-uringan terhadap Tokoh Kita karena cemburu.

Suatu hari Fifi raib dari lingkungan mereka. Pada awalnya Maria mengira bahwa Fifi pergi bersama Tokoh Kita, namun ternyata ia tak pergi bersama Tokoh kita. Upaya pencarian pun dilakukan. Para anggota gelandangan dikerahkan mencari Fifi ke seluruh kota, tapi mereka selalu pulang dengan keadaan tanpa hasil dan putus asa. 

Pak Centeng merupakan orang yang paling kecewa tiap kali pulang dari mencari Fifi. Ia merasa malu karena dia jagoan yang terbilang paling disegani di seluruh kota dan sekitarnnya, untuk pertama kalinya dalam karir kejagoannya menemukan kegagalan.

Telah sebulan lebih Fifi tak ketemu juga. Telah sebulan lebih pula Tokoh Kita tak datang-datang ke perkampungan gubug-gubug kecil itu. Tokoh Kita yang menghilang secara tiba-tiba membuat Pak Centeng remuk batinnya, ia tak mengerti. Kedua kalinya dalam hidupnya ia mengalami kegagalan. Gagal mencari seseorang, hidup atau mati. Yang pertama, Fifi. Yang kedua, Tokoh Kita.

Kabar mengejutkan adalah ketika Maria juga tiba-tiba menghilang. Sebulan berlalu. Maria tak tampak. Tak kembali ke perkampungan gubuk-gubuk kecil itu. Para penghuni kampung benar-benar geger. Apabila pada menghilangnya Fifi dan laki-laki Tokoh Kita mereka tak begitu terpengaruh, kali ini mereka benar-benar cemas. Maria, adalah soko guru perkampungan mereka. Tanpa Maria, perkampungan itu kehilangan landasannya.

Akhirnya Pak Centeng pun menyerahkan pencarian Maria pada polisi. Seluruh armada telah dikerahkan dalam mencari ketika gelandangan yang raib, tapi tanpa hasil lagi. Lagi-lagi yang paling merasa terhina adalah Pak Centeng, sebab bagaimanapun ia merasa martabatnya sebagai Centeng yang jagoan telah rendah di mata para Centeng yang lain maupun di antara para temannya sesama gelandangan.

Perkampungan gubuk-gubuk kecil itu tiba-tiba dibuat geger dengan kembalinya laki-laki Tokoh Kita. Namun ia kembali seorang diri, tanpa Fifi atau Maria. Seluruh penghuni kampung itu heran, sebearnya selama ini kemana Tokoh Kita menghilang. 

Pak centeng beserta warga nampak benci pada Tokoh Kita. Puluhan pertanyaan pun di lontarkan menyerbu di Tokoh Kita. Semua mempertanyakan di mana Fifi dan Maria. Tokoh Kita menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi.  Tentang cinta Fifi padanya. Tentang cinta Maria padanya. 

Ternyata selama ini Fifi tidaklah menghilang, melainkan mati dibunuh Maria karena ia merasa cemburu pada Fifi. Maria sendiri sekarang telah masuk biara, mencoba mengakui dosa-dosanya pada Tuhan atas perbuatannya membunuh Fifi.

Mendengar penjelasan Tokoh Kita membuat Pak Centeng marah. Kemudian Pak Centeng pun mencabut goloknya. Sewaktu goloknya diayunkan tepat ke arah batang leher si Tokoh Kita itu, polisi pun datang sambil mengacungkan laras pistolnya pada si Pak Centeng. Melihat pistol diarahkan ke benaknya itu, darah Pak Centeng mendidih. Polisi memerintahkan agar Pak Centeng melepaskan goloknya dan menyerah pada polisi. Tapi Pak Centeng hanya menyengir tak mengiraukan perintah polisi. Dia melompat buas kemudian golok diayunkannya ke leher Tokoh Kita.

Polisi pun terpaksa mengambil tindakan dengan menembak kepala Pak Centeng. Ia jatuh tersungkur. Lubang merah menganga di belakang kepalanya. Sementara Tokoh Kita terhuyung-huyung sebentar. Kemudian, tubuhnya yang tak berkepala lagi itu jatuh tersungkur. Lalu, Tokoh Kita dan Pak Centeng dikuburkan dengan upacara militer yang dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.

Itulah tadi sinopsis novel Merahnya Merah karya Iwan Simatupang. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur pembaca semuanya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang"

Posting Komentar